Ketika anak sudah masuk usia pra sekolah. TK dan PAUD, gemar sekali memberikan informasi sharing ilmu parenting, baik skala sekolah atau skala wilayah (kelurahan/kecamatan).
Sedikit banyak jadi merefresh ilmu-ilmu yang sebenarnya sudah pernah didapat via grup wag atau berselancar di dunia maya. Namun bagiku pribadi memang offline itu tidak bisa tergantikan dengan online. Magnitudenya beda, feelnya beda. Kemungkinan karena termasuk generasi zaman old jadi sebagian besar masa hidupnya dulu masih tumbuh di era offline.
Mungkin offline ini bisa tergantikan sedikit dengan channel youtube/video. Namun totally kalau hanya membaca materi hanya sedikit sekali yg nyantol.
Menulis adalah salah satu cara mengikat ilmu. Baik ilmu yang didapat dari online maupun offline. Akan lebih terekam dengan baik jika dituliskan kembali, diucapkan kembali dan dilakukan langsung/dipraktekkan tanpa ditunda.
Supaya ilmu parenting yang barusan didapat tidak langsung hilang, maka saya akan coba ikat dulu, ditulis poin-poin pentingnya disini.
Kali ini parenting disampaikan di balai warga kelurahan yang disponsori oleh salah satu merk susu terkenal. Anak-anak ada arena bermainnya dan didampingi oleh kakak-kakak dari pihak panitia, sehingga ibunya dapat fokus mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan.
Siap Sekolah, Siap Raih Cita-cita...
5 karakter yang diyakini dapat mengantarkan kepada kesuksesan berdasarkan 1001 responden yang 773nya adalah milyuner di Amerika Serikat adalah jujur,disiplin,xxx (lupa), pasangan hidup yang mendukung, kerja keras. IQ tinggi dan lulusan sekolah top hanya berada di peringkat 20an. Karakter itu yang terpenting.
Siap sekolah, perlu menyiapkan mental, sosial dan fisik anak. Bukan sekedar calistung.
Oleh karena itu orang tua juga harus belajar untuk dapat mempersiapkan anak-anaknya dengan baik menuju bangku sekolah.
Termasuk didalamnya beradaptasi dengan zaman. Harus dapat mengontrol paparan gadget/TV kepada anak. Contohnya:untuk anak sekolah boleh menggunakan gadget di hari minggu selama 2 jam yang terbagi menjadi 4 waktu, ibunya boleh nonton sinetron ketika anaknya tidur.
Kita membersamai anak full 2 jam sehari tanpa disambi2 pekerjaan rumah tangga/pegang hp/ngerjain pekerjaan kantor. Full disini bisa menemani belajar, menemani bermain (tapi bukan permainan di gadget), bercerita kegiatan di sekolah, intinya fokus pada anak. Kayak kita kalau lagi rapat fokus dengan pemimpin rapat atau ketika kita menyetrika ya fokus sama setrikaannya (gak bisa disambi-sambi kan?)
Ketika aku sekarang full di rumah, ternyata tidak serta merta otomatis bisa dengan mudah full 2 jam/hari/anak. Semua kembali kepada management waktu kita baik sebagai ibu bekerja di ranah publik atau ibu bekerja di rumah.
Jadi, mari kita bersiap diri untuk menyiapkan anak sekolah meraih cita-cita, mulai dari belajar menjadi orang tua "betulan" yang bukan orang tua "kebetulan". Siapkan mental, sosial, fisik anak sedari dini supaya anak sukses di kemudian hari meraih cita-citanya.
#ODOP #onedayonepost #33post #parenting
Menjadi orang tua betulan bukan kebetulan menjadi orangtua. Maknanya jauh berbeda.
BalasHapusBenar mba.
HapusSangat informatif
BalasHapusTerima kasih
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusbenar,, orangtua memegang tanggung jawab besar terhadap anaknya dan masa depan mereka
BalasHapusIya betul mba, tanggung jawab yang besar.
Hapus