Walaupun saat ini sudah memasuki era digital, namun keberadaan kantor pos tetap dibutuhkan. Contohnya, aku masih membutuhkan jasa kantor pos untuk mengirimkan dokumen asli atau pun barang. Apalagi bagi seorang yang berbisnis online mengirimkan barang dagangan juga dapat membutuhkan jasa layanan pos.
Aku dulu termasuk salah satu penggemar hobby filateli. Jika ada peluncuran perangko bertema khusus dan sampul hari pertama pasti akan kudatangi kantor pos besar pusat utama di daerah Jakarta Pusat sana atau di Kantor Pos Besar Bekasi. Sebelah sekolah SMPku pun kantor pos walaupun tidak besar.
Jadi semenjak kecil aku sudah terbiasa keluar masuk kantor pos, apalagi aku juga hobby bersahabat pena baik dengan sahapat pena dari dalam maupun luar negeri. Segala benda pos aku kukoleksi termasuk kartu pos. Semua masih tersimpan rapi hingga ada 3 album besar.
Depan rumah kakakku yang juga satu kompleks denganku mengubah garasinya menjadi sebuah kantor pos kecil. Aku pun penasaran. Hingga akhirnya setelah beberapa kali aku kesana, aku pun mengobrol dengan pemilik kantor pos kecil ini. Bagaimana awal mula dapat mendirikan kantor pos kecil ini.
Beliau ternyata adalah seorang pensiunan. Lalu sambil untuk mengisi waktu di rumah serta penghasilan maka berniat mengubah garasi kecilnya menjadi kantor pos. Jadi beliau mendaftar menjadi agen pos.
Hanya cukup bermodalkan tempat 3x2 meter serta lalu lintas yang cukup ramai di depan rumah, maka siapa pun dapat mengajukan diri untuk menjadi agen pos. Sepanjang dalam jarak 1km tidak ada cabang kantor pos atau 250m tidak terdapat agen pos.
Tidak ada biaya franchise fee dan lain-lain. Pendapatan yang dihasilkan berasal dari sistem bagi hasil biaya pos dari para pelanggan. Namun penghasilan paling besar didapat dari agen pembayaran jasa seperti bayar listrik, bpjs, pembiayaan motor dan lainnya. Omzet dari pembayaran tersebut menurut beliau mencapai 10-15 juta rupiah setiap harinya.
Aku pun menjadi penasaran, akhirnya mencoba mencari info di website kantor pos indonesia. Aku mendapatkan informasi pada link ini http://www.posindonesia.co.id/index.php/bagaimana-cara-menjadi-agenpos/
Hmm, ternyata cukup mudah menjadi agen pos dan relatif tidak membutuhkan biaya. Bapak pensiunan ini tidak memperkerjakan pegawai, jadi beliau sendiri yang melayani pelanggan, tempat pun hanya renovasi sedikit garasinya serta membeli alat-alat seperti timbangan, plang kantor pos dan beberapa benda pos lainnya. Aku lihat juga tidak ramai. Mungkin karena lokasinya di kompleks.
Jika dibandingkan dengan agen kantor pos lain yang menyewa ruko di jalan utama dengan beberapa pegawai, maka bapak pensiuanan ini relatif tidak mengeluarkan modal. Kantor pos dibjalan utama ternyata memiliki antriannya pun cukup panjang (seperti antrian teller bank). Antrian cukup panjang khususnya tanggal-tanggal tertentu ketika tanggal pembayaran leasing atau cair pensiun.
Hmm, jadi menjadi agen pos merupakan salah satu pilihan untuk menjadi lahan penghasilan dan terobosan baru dari Kantor Pos yang merangkul perorangan untuk menjadi individu produktif. Namun masih penasaran sih sepertinya yang menguasai pasar untuk pengiriman barang jualan online masih Ti*i atau J*E, kenapa ya? Teman2 para penjual online bisa bantu drop comment untuk menjawabnya?
#ODOP #onedayonepost #52thpost
#investasi
Komentar
Posting Komentar