Mendengar berita tersebut kemarin, lalu mendapat beberapa terusan kabar melalui WA group kemarin yang memberitakan bahwa banyak penumpang ASN/PNS yang menjadi korban, menjadikanku teringat pada waktu aku dulu menjadi ASN/PNS.
Tuntutan pekerjaan membuatku cukup sering dinas ke luar kota menggunakan moda transportasi pesawat terbang. Seringkali aku juga mengejar penerbangan pertama. Walau standar anggaran penerbangan dinas PNS cukup untuk menggunakan maskapai G* namun terkadang penerbangan pertama tidak tersedia oleh maskapai tersebut. Maskapai LCC swasta seperti Li*n Air pun terkadang menjadi satu-satunya pilihan.
Terkadang sebelum subuh sudah berangkat menuju bandara demi mengejar penerbangan pertama. Supaya dapat sampai di kota tujuan pagi hari dan langsung dapat beraktivitas sesuai tugas yang sudah direncanakan. Bagi aku yang seorang Ibu lebih baik berangkat pagi dini hari daripada sehari sebelumnya (jika memungkinkan) untuk pergi dinas dengan penerbangan pertama. Supaya waktu bersama keluarga khususnya anak-anak tidak berkurang banyak. Begitu pula ketika pulang dinas jika ada penerbangan terakhir, maka akan aku pilih daripada menghabiskan 1 malam lagi terpisah dari keluargaku.
Penerbangan JT610 ini juga merupakan penerbangan pertama untuk jalur tujuan Jakarta - Pangkal Pinang. Para penumpang tentunya sejak subuh atau bahkan sebelum subuh sudah berangkat dari tempatnya bermalam menuju bandara. Mungkin tak ada terbersit pikiran apa pun bahwa itu adalah perjalanan terakhir mereka.
Aku pun mendengar kabar bahwa banyak dari para penumpang yang juga menjalani Long Distance Relationship (LDM) atau pulang jumat kemarin lalu senin berangkat kembali menuju tempag kantor setelah selama weekend berkumpul bersama sejenak bersama keluarga. Aku pun pernah hampir setahun lamanya merasakan LDM, dimana suamiku jumat malam sampai rumah lalu senin sebelum subuh sudah berangkat menuju bandara.
Setiap melepas suamiku berangkat atau menunggu suamiku pulang, hampir selalu aku memantaunya melalui aplikasi flight radar 24. Sehingga aku mengetahui dengan tepat perjalanan via udara suamiku. Bahkan terkadang kami lanjutkan dengan saling berkirim lokasi secara langsung via WA untuk beberapa jam ke depan (setelah mendarat atau sebelum sampai bandara), supaya terasa lebih aman dan nyaman, selamat sampai rumah/tujuan tanpa kekurangan sesuatu apapun.
Begitulah yang aku rasakan selama bepergian via udara dan menjalani LDM dengan suamiku yang PJKA (Pulang Jumat Kembali Ahad). Rasa was-was selalu ada ketika aku atau keluarga terbang dengan pesawat. Namun kupercayakan semuanya kepadaNya. Tak lupa kami selalu berdoa sebelum dan setelah perjalanan.
Bagi seluruh keluarga yang terdapat kerabatnya menjadi korban jatuhnya pesawat ini, semoga diberikan ketabahan dan dapat bangkit kembali dari rasa kehilangan orang yang dicintai dan kesedihan ditinggalkan oleh mereka semua yang secara tiba-tiba ini. Tuhan mempunyai rencana bagi kita semua. Semoga amal ibadah para korban diterima disisiNya dan diberikam tempat yang terbaik di surga.
Amin.
#ODOP #onedayonepost #54thpost
Komentar
Posting Komentar