Masih kisah lanjutan dari pengemudi mobil online yang aku tumpangi tempo hari...
Setelah berkisah tentang hidupnya mencari nafkah dengan berternak bebek untuk diambil telurnya, aku pun menanyakan, Jadi masnya sudah berkeluarga ketika pindah ke empang dengan hanya berumah papan?
Lalu cerita kisah perjalanan membentuk keluarganya pun mengalir bagai air dan aku pun duduk manis dibelakang mendengarkan dengan seksama.
Saya dulu nikah muda mba, masih usia 18 tahun. Istriku dosen saya, cantik sekali, putih, kaya, membawa mobil kalau ke kampus, dan usianya terpaut 9 tahun diatas saya. Semua mahasiswa terpesona dengan dosen ini. Namanya juga mahasiswa, bandel dulu saya. Teman-teman bertaruh semua, siapa yang bisa mendapatkan dosen tersebut dia yang menang. Masing-masing diberi waktu 1 bulan untuk mendekati dosen ini, yang kalah harus mentraktir semuanya. Semua maju, 1 bulan berlalu, kalah, maju lagi yang lain, begitu terus semuanya hingga tidak ada yang dapat menaklukan dosen ini. Tinggal tersisa saya yang benar-benar tidak dianggap oleh teman-teman saya. Karena secara fisik saya paling minimlah, pendek, hitam, kecil, keriting pula kaya juga tidak. Tiba waktu saya untuk mendekati dosen cantik ini, sehari, seminggu akhirnya sebulan sampailah pada tenggang waktunya. Akhirnya saya yang menang loh bahkan bisa menjadikannya istri saya.
Namun untuk dapat saya jadikan istri saya tidak semudah itu. Singkat kata akhirnya kami menikah dan langsung dikaruniai anak. Saya masih lanjut terua kuliah namun istri saya sudah tidak menjadi dosen di kampus saya lagi.
Usia 18 tahun menikah, lalu punya anak bayi dengan istri yang jauh lebih matang dari sisi usia dan mentalnya tentunya dibanding saya tak serta merta membuat saya turut menjadi dewasa. Saya masih anak ingusan kemarin sore yang masih ingin bebas main kesana kemari bagai masih bujangan.
Kami membutuhkan waktu 2,5 tahun penyesuaian hingga akhirnya saya sadar bahwa saya sudah menjadi seorang suami dan ayah dari seorang anak yang membutuhkan saya. 6 bulan sempat saya tidak pulang ke rumah hingga tanpa sengaja bertemu dengan istri saya dan dia berkata, mau kemana lagi, pulanglah anakmu mencarimu di rumah. Sejak saat itu saya membangun keluarga kecil saya dengan tulus ikhlas dan bahagia.
Ups, namun Tuhan berkehendak lain bukan keluarga kecil yang saya dapat namun keluarga besaaaar, saya dikaruniai 6 anak. Semuanya laki-laki. Usia istri saya menginjak 28 tahun ketika melahirkan anak pertama dan berusia 44 tahun ketika melahirkan anak keenam kami. Dan aku pun masih menyimpan asa untuk masih bisa mendapatkan anak perempuan. Istriku yang mengetahui hal itu pun berkata, aku sudah gak sanggup lagi kalau diminta melahirkan lagi. Kalau ayah masih ingin anak perempuan boleh ayah menikah lagi.
***
Tuing...tuing...salahkah pendengaranku mendengar masnya menyebutkan bahwa istrinya meyuruhnya menikah lagi???
Ikuti kelanjutannya esok ya... Benarkah ia menikah lagi... Benarkah permintaanya dikabulkan Tuhan untuk dapat mempunyai anak perempuan...
#ODOP #onedayonepost #2ndpost
Komentar
Posting Komentar