@angrumaoshi2000 Bingung cari yang paling hemat, cape kan kalau mesti buka satu-satu websitenya. Kenalin nih ada agregrator jasa pengiriman #KiriminAja buat kirim paket cod dan kirim barang. Daftar disini ya https://kiriminaja.com/?utm_source=google&utm_medium=other&utm_content=vsmengantar Paling banyak pilihan jasa pengirimannya, direkomendasikan pula mana yang paling murah. #KiriminAja #KiriminAjavsMengantar #KirimPaket #KirimPaketCOD #KirimBarang ♬ original sound - angrumaoshi2000 KiriminAja vs Mengantar: Jasa Kirim Paket Termurah yang Mana? Pernah nggak ngalamin pelanggan yang udah check out, udah sayang banget sama barangnya, tapi tiba-tiba kabur gara-gara ongkir mahal? Rasanya kayak ditinggal pas lagi sayang-sayangnya! Nah, biar kejadian pahit ini nggak terulang, penting banget buat cari jasa kirim paket termurah tapi tetap bisa diandalkan baik kirim paket COD maupun kirim barang biasa. Kali ini, kita bakal adu kuat dua layanan pengi...
Ketika menjadi seorang ibu, peran seorang perempuan bertambah tiga kali lipat. Kok bisa? Karena selain menjadi seorang perempuan, maka juga menjadi seorang istri dari suaminya dan juga seorang ibu dari anak-anak yang kelak dilahirkannya . Dimana seorang perempuan, istri dan ibu mempunyai tanggung jawab yang berbeda namun sekaligus harus dilaksanakan dengan penuh sukacita dalam waktu yang bersamaan.
sumber : www.pixabay.com
3 peran sekaligus dalam 24 jam 7 hari 1 minggu berturut-turut tanpa jeda, tentunya membawa konsekuensi pada rasa dan kesehatan fisik serta mental. Sehingga amat mudah bagi kami para ibu menjadi "baper" dalam segala hal yang kami lakukan. Mood menjadi tak terkendali, rasanya capek dengan semua tanggung jawab yang menumpuk di pundak ini tanpa orang lain mengetahuinya bahwa "berat" memikul tanggung jawab dari 3 peran ini. Yang orang lain tau hanyalah, ya memang sudah seharusnya seorang ibu seperti itu.
Banyak mungkin perempuan yang tidak menyangka ketika menikah bahwa peran seorang istri dan kemudian seorang ibu ketika sudah lahir anak-anaknya dapat sebegitu besar "demanding"nya atas peran istri dan ibu ini baik dari suami, anak-anak, keluarga besar bahkan masyarakat. Melebihi dari yang pernah dibayangkan.
Memang jika belum menjalaninya, orang lain tidak akan mengerti. Walau kita pernah menjadi seorang anak yang tentunya mempunyai seorang ibu yang juga istri dari ayah kita. Melihat ibu kita saat menjalani perannya tentu berbeda dengan ketika kita sendiri yang menjalaninya secara langsung.
Menyadari dan menerima sukacita bahwa begitu kita memasuki gerbang pernikahan, maka 3 peran tersebut otomatis akan disandang dengan segala tantangan saat menjalaninya, maka tidak akan ada tempat untuk yang namanya "baper".
Semua istri dan ibu di dunia ini pasti mengalaminya dan mengetahui seberapa besar tantangan yang dihadapi dari peran - peran tersebut yang telah kita pilih sendiri. Jadi, sesederhana bahwa menikah adalah pilihan kita, maka menerima peran istri dan ibu juga otomatis menjadi pilihan yang diambil dengan sadar dengan segala konsekuensinya.
Mengutip kata-kata Ibu Ainun Habibie pada film Habibie Ainun 3, "Itu adalah pilihanku." Maka seorang perempuan diharapkan sudah menjadi dewasa untuk mengerti dengan segala konsekuensi yang menyertainya ketika memilih pilihan tersebut karena seorang ibu banyak dihadapkan pada pilihan-pilihan hidup yang sulit. Salah satu contohnya seperti memilih antara karir atau keluarga seperti kisah Ibu Ainun Habibie ini.
Dan masih banyak sekali contoh pilihan-piliham hidup yang harus diambil ketika menjalani 3 peran tersebut sekaligus dimana sangat mungkin pilihan-pilihan tersebut tidak sejalan antara peran yang satu dengan peran yang lainnya. Disitulah yang membuat para ibu "baper".
Tapi disitulah seninya. Memilih pilihan yang terbaik untuk diri dan keluarga dalam kondisi dan situasi yang tentunya berbeda-beda antar masing-masing ibu, tidak bisa menggunakan solusi yang sama. Dan jangan sekali-sekali membandingkan dengan pilihan yang diambil oleh ibu lain dan mencoba menerapkannya untuk diri sendiri, karena semua ibu itu berbeda kondisi, situasi serta prioritas yang sudah ditetapkannya sendiri. Kalau masih suka membandingkan pastinya jadi "baperan".
Jauh-jauh ya dengan sawang sinawang, rumput tetangga lebih hijau, dan banding membandingkan ini. Saling supportlah sebagai sesama ibu, tak perlu saling menyalahkan atau membuktikan bahwa pilihan diri ini yang paling benar. Jadi gak ada lagi deh ya ibu-ibu bandingin ibu bekerja vs ibu rumah tangga, ibu menyusui ASI vs susu formula, dan vs vs lainnya. Menjadi ibu sudah cukup menantang, tidak perlu ditambahin baper-baperan karena persaingan tidak sehat ini. Semua ibu adalah ibu yang terbaik untuk anak-anaknya. Semua ibu akan selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk keluarga.
So, be yourself and be brave with your choice and decision that had been decided by yourself with careful analysis and discussion with your husband/family. Don't worry about what others think about your choice and decision. Because it is your life not theirs. Bye-bye "baperan", because it is my life and it is my choice.
#perempuanmenulisbahagia
Tulisan ini diikutsertakan dalam blog challenge Indscript Writing 'Perempuan Menulis Bahagia'.
Komentar
Posting Komentar