Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

KiriminAja vs Mengantar: Jasa Kirim Paket Termurah yang Mana?

@angrumaoshi2000 Bingung cari yang paling hemat, cape kan kalau mesti buka satu-satu websitenya. Kenalin nih ada agregrator jasa pengiriman #KiriminAja buat kirim paket cod dan kirim barang. Daftar disini ya https://kiriminaja.com/?utm_source=google&utm_medium=other&utm_content=vsmengantar Paling banyak pilihan jasa pengirimannya, direkomendasikan pula mana yang paling murah. #KiriminAja #KiriminAjavsMengantar #KirimPaket #KirimPaketCOD #KirimBarang ♬ original sound - angrumaoshi2000 KiriminAja vs Mengantar: Jasa Kirim Paket Termurah yang Mana? Pernah nggak ngalamin pelanggan yang udah check out, udah sayang banget sama barangnya, tapi tiba-tiba kabur gara-gara ongkir mahal? Rasanya kayak ditinggal pas lagi sayang-sayangnya! Nah, biar kejadian pahit ini nggak terulang, penting banget buat cari  jasa kirim paket termurah  tapi tetap bisa diandalkan baik kirim paket COD maupun kirim barang biasa. Kali ini, kita bakal adu kuat dua layanan pengi...

Housewife vs Scholarship

When your age had already slipped from 30th... and welcoming 40th... That's kind of pity because, you can't be seen as youth again but not seen mature enough also. Mature defined by society as more than 40 years old. So in between 30-40 years old,you will be consider as a young adult. So many activities or job requirement or scholarship, define maximum age by 30 or mininum age by 40. It will leaves us with age in between 30-40, limited opportunity. We are not considered youth again but also not  mature adult. Hmm, I'm still keep wondering why youth is defined by aged started 17-30 years old. It is also applied for college student (especially for submitting scholarship for master degree). And below 40 for applying scholarship PhD level. Why age is a criteria for someone to apply postgraduate, especially scholarship. Just because of the person will be old enough when graduated... So the time for the person to reinvest or distribute their knowledge to society is limited? ...

Menikmati Indahnya Jalan-jalan ke Mall Saat Hari Kerja

Seminggu terakhir ini, sepulang sekolah, anakku selalu mengajak pergi. Tidak mau pulang ke rumah. Alhasil, ya aku turuti saja. Sepertinya si kakak ini mewarisi sifat ibunya yang tidak bisa diam di rumah. Inginnya pergi berkeliling-keliling. Termasuk pergi ke mall. Sehingga makan siang pun di luar rumah. Hihihi pas sekali dengan aku yang malas memasak. Jadwal memasakku pun menjadi hanya memasak sarapan. Siang di luar (kadang makan siang bareng dengan bapaknya jika tidak ada rapat). Malam lanjut delivery order online memanfaatkan diskon (lagi). Mumpung lagi dapat diskon pesan Rp. 25.000 diskon Rp. 12.000. Dan anak-anak pun sampai rumah langsung tidur cepat biasanya karena beraktivitas seharian di luar rumah (mengaji sore kadang masih pakai seragam, hihihi). Namun sepertinya tidak baik jika setiap hari. Mulai minggu depan akan diatur supaya hanya di tengah minggu saja yang seperti ini. Lanjut main ke mall sepulang sekolah hingga lanjut mengaji di sore harinya. Karena anak kecil masih t...

Kesetiaan Vs Diskonan

Beberapa 2 hari terakhir ini, kendaraan tidak dapat digunakan karena full dipakai bapaknya untuk ke kantor dari pagi-pagi buta hingga malam hari. Hal ini memyebabkan aku harus sedikit berakrobat untuk tetap dapat mengantarkan anak-anak ke berbagai kegiatannya pada 2 hari ini. Kontur lokasi kompleks rumahnya yang berbukit-bukit mempunyai dampak tersendiri bagi keberanianku untuk mengendarai motor sendiri disini terlebih harus sekalian membonceng kedua anakku. Pilihan akhirnya jatuh kepada menggunakan jasa motor online. Yang lebih cepat dapat dan sampainya ke lokasi walau jadinya ada 4 manusia yang berada di atas motor. Aku, kakak, adik dan sopir motor onlinenya. Untungnya aku naik motor berempat ini hanya seputaran kompleks tidak ke jalan raya walau radiusnya mencapai 2km. Masih tentang diskonan. Sebagai emak-emak yang doyan diskon, berburulah cek notifikasi dan promo di kedua akun motor online yang aku punya. Ternyata di akun motor online yang dimiliki negara tetangga banyak menaw...

Menjadi Ibu Tak Otomatis Jadi Jago Masak

Fiuh, walau sudah beberapa tahun lamanya menikah... Pak Suami yang sebelumnya tidak pernah turun gunung ke dapur, akhirnya turun gunung ke dapur (baca:memasak). Lidah atau citarasa makanan suamiku ini relatif cukup tinggi. Jika kami berdua mencoba makan di tempat baru dengan beberapa menu andalannya, yang bagiku sudah cukup enak rasa makanannya. Bagi suamiku biasa saja. Jadi, jika suamiku sudah bilang suatu rasa masakan iti enak, pasti makanan itu uenaak banget bagi lidah orang biasa seperti aku. Aku memang bukan tipikal orang yang suka memilih-milih makanan. Sepanjang makanan tersebut bukan rasa tidak enak maka bagiku semua makanan itu enak-enak saja. Nah, hal ini berdampak kepada kemampuan memasakku yang hanya rasa "bukan tidak enak". Biasa saja rasanya. Bahkan terkadang agak kurang sedap karena aku suka tidak mengikuti resep dan menambah/mengurangi ini itu sedikit dan takaran yang juga kadang tidak pas sekali dengan resep. Hingga suamiku kadang berpesan, sudah masaknya...

15 jam nonstop membersamai anak-anak all by myself

Hari ini tumben sekali, anak-anak jam 19.00 sudah lelap tertidur tanpa rengekan dan lainnya. Kakak setelah mandi, makan malam lalu masuk kamar. Sesampainya di kamar yang memang barusan aku rapikan, si kakak pun bertanya, "Mama menyiapkan rumahku?", dengan suara manisnya. Aku pun menjawab, "Iya sayang." Kakak kembali menjawab, "Makasih mama, aku capek mau langsung tidur." Wow, kakak bobo jam 19.00 tanpa basa-basi, minta dikelonin, atau dipakaikan popok atau minta main dulu dan kebiasaan lainnya. Langsung blek rebahan di kasur yang dia sebut "rumahnya", langsung pulas tertidur. Adiknya masih ON menonton Tayo di TV. Tak lama setelah makan buah (makan malamnya buah, disiapin nasi gak mau dimakan, hiks). Dan merasa tidak ada teman bermain dan Tayo pun sudah tak menarik di matanya lagi saat itu. Akhirnya jam 19.30 menyusul kakaknya pulas tertidur di sampingnya. Ah indahnya malam ini. Jam segini aku jadi mempunyai waktu untuk menulis dan membayar hu...

Tergiur diskonan... Gak lagi-lagi...

Alkisah, kemarin ada emak-emak tergiur diskonan di salah satu minimarket. Pada awalnya hanya berniat untuk lihat-lihat saja barang yang diskon lalu dicocokkan dengan kebutuhan di rumah (alias stock barang tersebut jika barang tersebut sedang didiskon, toh nanti juga akan dipakai walau di rumah belum habis). Hmmm, popok, shampo, makanan kecil kesukaan kakak dan adik ada yang diskon, diboronglah, lumayan penghematan (di pikirannya si emak ini). Lalu sampailah di lorong perawatan tubuh, seperti body lotion, pelembab wajah dan lainnya. Ternyata banyak yang diskon juga. Sebenarnya aku tidak terbiasa memakai body lotion. Aku memakai body lotion hanya jika merasa kulit ini kering dan tidak begitu oeduli merk. Yang penting lembab, itu sudah cukup. Teryata ada promo buy one get one, kemasan kecil mudah untuk dibawa-bawa. Merknya pun lumayan, walau bukan yang high class ya...cenderung middle kebawah sepertinya... Tergiur diskonan dan memang harganya sudah  murah, sepintas kucium wanginya...

Kelaparan di Tengah Malam

Alkisah setelah Isya, aku makan malam dengan nasi rawon buatan sendiri yang lumayan makyus, dan sudah berpindah tempat memenuhi segenap penjuru ruang di lambung. Namun waktu baru bergerak menuju pukul 20.00, bunyi kriuk..kriuk..sudah nyaring meminta untuk diisi kembali. Malas untuk memasak, karena rawon untuk makan malam sudah habis dimakan tak bersisa. Pilihan pun jatuh kepada go*ood. Lihat history pemesanan makanan di restoran langganan eh sudah tutup. Akhirnya, pilih-pilih dari best seller dan near me, tak lupa kode voucher dimasukkan, lumayan jadi gratis ongkirnya, tuuung... handphlne berbunyi telah mendapat driver. Driver online biasanya telpon utk konfimasi. Yang ditunggu pun datang. Eh ternyata hanya mengabarkan bahwa toko tutup. Cari lagi... Belum menyerah... Menjelang pukul 20.30, ku telah mememesan go*ood lagi, tentunya setelah memilih dari berbagai pilihan resto yang awam dimataku. Karena resto favoritku rata-rata sudah tutup. Namun kali ini, aku masih kurang beruntun...

Merpertanyakan kembali, misi yang ingin dicapai...

Hari ini benar-benar hari yang sangat produktif. Waktu habis digunakan untuk kegiatan produktif. Aku membersamai anak full seharian sepulang sekolah dilanjutkan bermain di transmart, lalu lanjut mengaji si kakak di sore hari. Ketika si kakak sekolah, full waktu fokus menyelesaikan urusan domestik di rumah (baca: masak, cuci piring, nyapu,dkk). Sebelum kakak berangkat sekolah, pagi-pagi kedua buah hati sudah ditake over bapaknya diajak jalan-jalan di kompleks so mamanya dapat memulai hari dengan me time walau hanya 30 menit namun efeknya mantap sekali untuk 24 jam kedepannya. Hmmm sepertinya ritme seperti ini harus dikonsistensikan. Bangun pagi, awali hari dengan me time, niscaya sepanjang hari menjadi produktif. Bahkan waktu berselancar di dunia maya pun juga lebih produktif dibanding biasanya. Pikiran ini melanglang buana kesana kemari, setelah mencerna berbagai ilmu yang baru didapatkan dari googling hingga terdampar di tulisan-tulisan menggugah pemikiranku saat ini. Resah, gelis...

Menikmati Luasnya Samudera Hindia

Kamu sedang menatap jauh ke depan. Duduk di atas gundukan pasir yang terbentang luas memisahkan daratan dan lautan. Kamu yang lebih menyukai gunung namun bersedia selalu menemaniku menikmati indahnya lautan luas. Kamu yang selalu duduk manis di atas pasir sembari sesekali mengeluh panasnya pantai ini. Entah apa yang kamu lihat di depan sana. Apakah hanya aku yang kamu lihat? Atau hanya anak-anak yang sama senangnya seperti aku bermain air serta ombak. Tak lupa aku dan anak-anak membuat istana pasir, mengumpulkan kerang, melihat kepiting berlarian masuk ke dalam lubang-lubang kecil di hamparan pasir dan menerjang ombak bahkan mencoba berenang di pantai ini. Kamu tetap menikmati disana. Mengamati kami dari kejauhan. Walau kamu tidak menyukai pantai. Namun kamu menyukai tenangnya alam ini. Kamu menikmati semilir angin yang berhembus. Pandangan jauh menembus batas cakrawala, bagaikan garis imajiner yang memisahkan antara langit dan lautan. Suara deburan ombak menemanimu memandang ja...

Keluargaku di Perantauan

First time, camping near the river and just across the beach of Samudera Hindia. Tak terasa sudah memasuki tahun kedua aku tinggal di Semarang. Hal yang pertama aku lakukan ketika pindah kesini adalah mencari komunitas. Komunitas yang sesuai dengan aku, suami dan kedua anak-anakku. Maklum kami perantauan di kota ini, tidak ada sanak saudara tinggal disini. Akhirnya aku menemukan komunitas 3C JJS yang saat ini sudah seperti keluarga kedua kami. Kami dipersatukan disini dengan kesamaan mempunyai kendaraan yang sama. Aku baru tau ternyata persaudaraan di club mobil itu bisa sekuat dan senyaman ini. Para istri dengan julukan 01 pun mempunyai grup tersendiri terpisah dari para bapak-bapaknya. Pembicaraan kami pun tak selalu tentang mobil namun dapat melebar ke berbagai topik khususnya tentang jalan-jalan bersama (touring) yang merupakan agenda rutin dalam setiap tahunnya. Oh iya para istri pun juga arisan walaupun setiap arisan bulannya hanya via WA grup saja. Touring kali ini khusus be...

Sarapan di tukang bubur (end)

Hmm... Masih lanjutan makan bubur ayam pagi tadi. Jika post sebelumnya fokus kepada pengemis yang duduk di samping gerobak tukang bubur. Kali ini, fokus berpindah kepada dua orang muda mudi yang duduk di depanku semeja bersama. Sebenarnya masih ada beberapa meja kosong. Namun meja yang kosong memang menghadap tembok. Entah mengapa pemuda ini duduk di meja kami (hanya saya dan anak saya yang berusia 2 tahun). Seraya mengangguk mengisyaratkan meminta ijin untuk bergabung di meja kami. Ku balas saja dengan anggukan juga. Kupikir awalnya pemuda ini hanya sendiri, tak lama menyusul seorang perempuan muda ikut duduk di meja kami. Tambah bingung aku, kayak tidak ada meja lain saja. Bukannya aku merasa terganggu, namun aneh saja. Masih banyak tempat kosong lain. Lalu yang makan bubur pun hanya si perempuan. Sembari aku makan dan menyuapi adik, mau tak mau terdengar pembicaraan mereka berdua. Logat kental bukan asli daerah sini. Awalnya kupikir mereka berdua sepasang kekasih atau suami istri...

Sarapan di tukang bubur (begin)

Pagi tadi, sebelum mengantar adik ke sekolah, aku sarapan pagi dahulu. Adik pun belum makan pagi, jadilah aku sarapan pagi di bubur ayam Pak Br**ok di dekat kantor papanya. Tempat makan ini memang sangat laris, motor dan mobil silih berganti berdatangan. Walau kalau menurut saya memang enak rasanya tapi tak bisa disebut murah juga harganya. Aku baru menyadari ternyata ada pengemis yang duduk bersila di sebelah gerobak bubur tersebut. Pemilik tempat makan ini sepertinya tidak merasa terganggu dengan kehadirannya, begitu pun para pelanggan. Hmm, jarang ya yang seperti ini. Biasanya jika ada peminta-peminta oleh pemilik tempat makan akan diusir atau diberikan makanan/uang lantas pergi pengemis tersebut. Masih penasaran sebenarnya mengapa oleh pemilik tempat makan ini, pengemis tersebut boleh dibiarkan berada disitu. Namun berhubung aku sedang sibuk menyuapi adik maka rasa penasaran tersebut pun berlalu. Aku hanya dapat menebak-nebak apa yang ada di pikiran pemilik rumah makan tersebut....

Bermain "Salju" di rumah

Masih ingat dengan buah kapuk yang didapat dari dekat masjid. Kakak membukanya di rumah dan jadilah hujan "salju". Kakak dan adik berlarian kesana kemari mengejar kapuk tersebut dan menerbangkannya serta meniupnya. Dan juga berusaha menangkapnya. Kakak pun penasaran kenapa ada biji hitam kecil diantara bulu-bulu kapas putih itu. Aku pun menjelaskan bahwa itu biji pohon kapuk, jika kakak tanam nanti bisa tumbuh pohon kapuk yang besaaaaar seperti di dekat masjid itu. Kakak pun bersemangat menggali tanah dan menanam biji tersebut berharap akan tumbuh pohon kapuk yang besar sehingga buahnya banyak dan jika merekah buahnya akan datang hujan "salju" seperti sekarang ini. Kakak oun mengambil air dan menyiraminya. Sungguh memamg fitrah anak itu pembelajar, ingin mengetahui segala sesuatunya dengan penuh semangat. Semoga aku sebagai orang tuanya dapat senantiasa mendampingi dan mempertahankan kobar semangat rasa ingin tau dan belajar yang sudah terinstall dengan baik in...

Belajar tentang Angin

Siang ini tumben sekali kakak dan adik begitu sampai rumah setelah pulang sekolah, langsung mengaplikasikan yang diminta Bu Guru untuk langsung pulang, cuci tangan ,cuci kaki, ganti baju dan bobo siang. Ada lagunya yang dinyanyikan setiap hendak pulang sekolah dan sepertinya jika disampaikan melalui lagu lebih meresap ke dalam pikiran dan dikerjakan. Jam 1 adik bangun lalu disusul kakaknya jam 2 juga terbangun dari tidur siangnya yang nyenyak. Setelah selesai makan siang, jadilah anak-anak meminta bermain diluar. Awalnya meminta untuk naik sepeda namun ternyata tertarik untuk bermain pasir. Dilarang tidak mau dan tidak bisa, akhirnya mamanya turut mengawasi saja agar pasir tersebut tidak masuk ke mata. Kakak ingin membuat istana pasit namun apa daya pasirnya hanya sedikit. Kakak memang paling senang bermain pasir jika diajak ke pantai. Aku pun terbentik ide untuk mengajarkan dan mengenalkan angin sembari mereka bermain pasir. Sambil mereka melempar-lempar pasir dan kerikil, aku sam...

Bertemu Kawan Lama (My Roomate)

Dunia ini memang sempit. Seminggu yang lalu aku mudik kembali ke Jakarta. Lalu disempatkanlah kami sekeluarga untuk pulang ke rumah mertua. Pada saat ke rumah mertua tersebut, ternyata kawan lamaku yang juga teman satu kamarku selama beberapa tahun ngekost saat kuliah dulu, juga sedang berkunjung ke rumah mertuanya yang satu komplek dengan mertuaku. Sempit sekali ya, ternyata suamiku dan suaminya dulu juga teman satu sekolah dan teman bermain bersama. Bahkan sepertinya mertuakupun juga mengenal mertuanya. Hahahaha.... Aku pernah membaca sebuah penelitian, bahwa sebenarnya seluruh manusia di muka bumi ini terhubung dalam 6 tingkatan/level. Maksudnya seperti ini, sebagai contoh : aku mempunyai teman si A, si A mempunyai adik si B, si B bersuamikan si C, si C mempunyai atasan si D, dan si D mempunyai anak si E, si E mempunyai teman si F. Ternyata si F adalah teman anakku di sekolah. Jadi dunia ini memang sungguh sempit, dan semua terhubung. Jangan-jangan kalau di sosial media dibuat ...

Bekerja, Tulus Melayani (Rumah Sakit)

Mudik kali ini aku sempatkan untuk kontrol ke RS langganan dekat rumahku. Karena sebenarnya sudah hampir sebulan pinggang ini sakit karena saat itu ketendang anakku yang masih 2 tahun, yang meronta-ronta saat kusapih. Ternyata kekuatan tendangan anak usia 2 tahun bisa membuat pinggangku encok berkepanjangan, yang kupikir akan hilang sakitnya dengan sendirinya. Anak-anak aku titipkan ibuku di rumah. Berangkatlah aku ke RS tsb yg hanya berjarak 1-2km dari rumahku. Aku sampai pukul 9.30 setelah sebelumnya sudah mendaftar via WA namun dijawab bahwa khusus untuk fisioterapi  antrian konsul dan terapi adalah per kedatangan. Sesampainya disana aku disambut oleh bagian pendaftaran yang waktu itu belum begitu penuh. Pegawai pendaftaran ini melayani dengan senyum dan dijelaskan bahwa aku harus konsul dahulu ke dokter rehab sebelum memulai terapinya. Lalu disampaikan bahwa jadwal dokternya adalah jam 11.00. Lalu aku pun bertanya, saya mendapat antrian berapa? Ternyata sudah ada 12 orang an...

Belajar bersama alam (pohon kapuk)

Belajar tidak selalu harus identik dengan duduk manis di dalam suatu kelas mendengarkan penjelasan dari guru di depan. Namun dari kegiatan sehari-hari, banyak sekali pelajaran yang dapat kita ambil maknanya. Seperti pada saat pulang mengaji. Kakak menemukan pohon kapuk di sebelah masjid. Kebetulan pohon kapuknya sedang berbuah lebat dan banyak yang berjatuhan. Bulu-bulu kapuk berterbangan dari buahnya yang sudah terbuka. Kakak dan adik senang sekali, bermain bersama kapuk ini. Pertama kalinya melihat buah kapuk dan bulu-bulu kapuk langsung dari pohonnya. Kakak dan adik pun berebutan untuk mengambil buah-buah kapuk yang terjatuh merekah, lalu mengambil bulu-bulu kapuk tersebut dan diterbangkan ditiup kesana kemari. Setelah puas bermain, kakak pun meminta untuk dapat membawa buah kapuk yang belum pecah untuk ditunjukkan kepada papa nanti di rumah. Belajar dan bermain dengan alam sungguh sangat menyenangkan, banyak ilmu dan pengetahuan yang bisa kita dapatkan hanya dari kegiatan kit...

Malam minggu berdua setelah sekian purnama

Malam Minggu kemarin malam akhirnya kami berdua ~ngedate~ setelah sekian lama ... Anak-anak pergi ke mall sama eyangnya dan bapak ibunya gak boleh ikutan aja gitu. Langsung aku meminta saran kepada sohib baikku yang tinggal di kota mertuaku ini, bisa kemana ya malam minggu berduaan aja, bisa dihitung hanya beberapa kali saja setelah sekian purnama sejak kelahiran kedua pputra putri kami waktu kami bisa hanya berduaan... Nonton film saja lalu kulineran di kota lama. Ada promo buy 1 get 1 di cg* pake gop** kata sohibku dulu masa kuliah yang juga teman sekamarku di kosan selama mungkin hampir 3 tahun ya. Berhubung di depan kompleks mertuaku ini sudah disulap menjadi mall namun bioskopnya xxi bukan cgv, ya sudah tanpa pikir panjang kita  meninggalkan rumah kunci dibawa berjalan bergandeng tangan layaknya masih pacaran sepanjang jalan menuju mall tersebut, biarlah kali ini tidak usah cari diskonan hehehe. Ternyata bioskopnya ramai sekali walaupun mallnya sepi, "The Nun" film h...

Kehidupan saat ini...

Kehidupan kita tak ubahnya sama seperti kehidupan ulat yang berubah menjadi kupu-kupu. Saat lahir kita bagaikan ulat yang lemah, berjalan pelan-pelan memakan dedaunan disekitar hingga kita beranjak dewasa menjadi dewasa gemuk sehat. Kita pun merenungi apa peran kita di dunia ini, lalu berusaha mencari jati diri jauh kedalam diri meresapi seperti ulat yang berdiam diri dalam kepompong berkontemplasi. Setelah menemukan makna dan jati diri maka kita perlahan keluar dari kepompong diri kita dan berubah menjadi seekor kupu-kupu yang cantik siap terbang meneguk madu bunga-bunga yang cantik. Seperti itulah kita setelah menyadari peran dan jati diri kita akan tumbuh bermakna berbagi kepada sesama bagai kupu-kupu yang indah dilihat serta ditunggu kehadirannya oleh semesta guna membantu penyerbukan bunga-bunga. Hidup kita tak hanya seperti metamorfosis ulat menjadi kupu-kupu namun juga tak lepas dari kehadiran amplop . Tak percaya? Sejak lahir kita sudah menerima amplop . Amplop yan...

Kisah pengemudi online part 5 (ended)

As I promised, today I will write 2 post and will be the last post for the driver online life story. *** Setelah istri keduanya mengikuti pelatihan, suaminya pun dikenalkan dengan para peserta pelatihan lainnya. Bapak driver ini tertarik dengan usaha pembuatan sabun. Ternyata membuat sabun itu sangat mudah cukup 30 menit untuk membuat 30 liter sabun. Ada sabun cuci piring, ada sabun mandi, dan semuanya pun sudah didaftarkan dan diberi merk. Penjualannya pun juga melalui online. Lumayan untuk sambilan di sela-sela kegiatannya menjadi supir mobil online. Istri pertamanya pun turut ikut serta membantu membuat serta berjualan sabun ini. Selain dia juga membuat kue kering yang tentunya juga hasil dari diajarkan oleh istri kedua dan teman-teman peserta lainnya. Aku memang pernah beberapa kali melihat spanduk balai kerja pemprov memberikan pelatihan gratis kepada para warganya, aku pun sempat tertarik juga untuk ikut. Ternyata memang tidak hanya sekedar pelatihan dapat sertifikat lalu lul...

Kisah pengemudi online part 4 (another activity)

Hmmm ah kelewat kemarin aku gak ngepost lanjutan kisah pengemudi mobil online... Hari ini aku langsung post 2 kali ya sekalian penutup kisahnya yang sudah cukup berseri di 3 postku sebelumnya. Silahkan disimak.... *** Masih belum lengkap tentang kisah keluarganya namun untuk kali ini, aku akan mencoba menceritakan ulang kisahnya dalam memenuhi kebutuhan hidup keluar kecilnya...ups keluarga besarnya (2 istri dan 7 anak) *** Aku pun berucap, "Sekarang kegiatannya apa saja, Pak?". Cukup dengan satu pertanyaan meluncurnya seluruh kisahnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya di kota Jakarta ini. Mba masih ingat dengan tanah 500m yang saya beli dengan uang warisan gusuran orang tua saya saat digusur menjadi Banjir Kanal Timur? Saya saat itu sekitar tahun 2007 membelinya sekitar 70 juta namun memang masih berupa empang. Saat ini nilai jualnya sudah tinggi, terlebih dibangun Kota Mandiri oleh Summarecon di dekat lokasi tanah saya tersebut. Tanah tersebut saya kavling menjadi 5 bag...

Kisah pengemudi online part 3 (family story)

Masih setengah tak percaya aku mendengarnya hingga aku memajukan posisi dudukku untuk memastikan apakah aku salah dengar atau tidak. Jadi istri Bapak membolehkan bahkan menyarankan untuk menikah lagi untuk bisa mendapatkan anak perempuan padahal saat ini sudah dikaruniai 6 anak laki-laki? Bapak pengemudi mobil online yang kutumpangi pun menjawab sambil tetap lihai menembus kemacetan kota Jakarta, "Iya, mbak. Padahal saya tidak meminta dan saat itu hanya menganggapnya dia bercanda." Namun seiring berjalannya waktu, istri saya mulai menjodoh-jodohkan saya dengan teman adiknya yang belum menikah. Saya pun mulai kesal, memang saya tidak bisa mencari sendiri. Kalau memang istri saya maunya begitu, baiklah saya cari sendiri saja tentunya yang sesuai dengan kriteria saya. Singkat kata akhirnya saya menemukan wanita dan saya jadikan istri kedua saya lalu saya bawa ke rumah. Wah saat itu istri saya marah besar. Lha, kan bingung saya, dia dulu yang meminta saya nikah lagi. Saya suda...

Kisah pengemudi online part 2 (love story)

Masih kisah lanjutan dari pengemudi mobil online yang aku tumpangi tempo hari... Setelah berkisah tentang hidupnya mencari nafkah dengan berternak bebek untuk diambil telurnya, aku pun menanyakan, Jadi masnya sudah berkeluarga ketika pindah ke empang dengan hanya berumah papan? Lalu cerita kisah perjalanan membentuk keluarganya pun mengalir bagai air dan aku pun duduk manis dibelakang mendengarkan dengan seksama. Saya dulu nikah muda mba, masih usia 18 tahun. Istriku dosen saya, cantik sekali, putih, kaya, membawa mobil kalau ke kampus, dan usianya terpaut 9 tahun diatas saya. Semua mahasiswa terpesona dengan dosen ini. Namanya juga mahasiswa, bandel dulu saya. Teman-teman bertaruh semua, siapa yang bisa mendapatkan dosen tersebut dia yang menang. Masing-masing diberi waktu 1 bulan untuk mendekati dosen ini, yang kalah harus mentraktir semuanya. Semua maju, 1 bulan berlalu, kalah, maju lagi yang lain, begitu terus semuanya hingga tidak ada yang dapat menaklukan dosen ini. Tinggal te...

Kisah pengemudi online part 1 (beternak bebek)

Kali ini aku akan berbagi cerita menarik tentang kisah hidup seorang anak betawi tulen yang terkena gusur pembangunan Banjir Kanal Timur. Sore ini aku memesan jasa mobil online untuk mengantarkan aku dari tengah kota Jakarta menuju pinggiran Jakarta. Waktu yang cukup lama hampir 1 jam perlu ditempuh karena mobil yang kutumpangi bernomer genap sedangkan hari ini bertanggal ganjil, jadilah aku memutar-mutar masuk jalan kecil memghindari rute ganjil-genap. Namun waktuku yang dihabiskan hampir 1 jam ini membawa makna tersendiri karena aku mendapat kesempatan mendengarkan kisah seorang anak betawi tulen yang mengingatkanku pada kisah si Doel Anak sekolahan... Begini awal mula bapak pengemudi mobil online ini mengisahkan perjalanan hidupnya... Saya dulu tinggal di Cipinang sebelum akhirnya digusur tahun 2007 untuk dijadikan Banjir Kanal Timur. Uang hasil ganti rugi tersebut oleh orang tua saya langsung dibagi-bagikan kepada anak-anaknya. Saya kala itu mendapat 100 juta rupiah. Berpikir...