Kuteringat akan sebuah film yang direkomendasikan oleh suamiku untuk aku tonton. Suamiku bukan pecinta film romantis. Jadi ketika dia sudah merekomendasikan film ini dan dia berkata, kamu pasti suka banget. Maka sudah dapat dipastikan filmnya tidak akan mengecewakan donk.
Lalu aku pun menontonnya, dimulai dengan kisah seorang lelaki muda pekerja di suatu kantor lalu datang seorang wanita muda seorang pegawai baru disana. Seperti kisah pada umumnya, akhirnya mereka berdua dekat dan menjalin hubungan layaknya sepasang kekasih.
Namun yang menjadi kekuatan dalam film ini adalah dibangun emosi penonton dari sudut pandang seorang lelaki yang sedang jatuh cinta. Disajikan 500 hari bersama Summer (si wanita) dari kacamata si pria dengan cukup detail. Aku sebagai wanita tak menyangka juga ternyata ketika pria jatuh cinta secara mendalam dapat seperti itu. Dunianya seperti hanya seputar Summer, mulai dari bangun tidur hingga terlelap tidur di malam hari.
Sejak awal, memang tidak ada kesepakatan aku dan kamu jadian pada kisah summer dan lelakinya. Kita jalani saja. Kalimat ini sepertinya sering juga dijumpai pada kisah kasih sepasang kekasih dewasa ini pada masyarakat Indonesia. Kalimat sakti seperti kamu mau tidak jadi pacar aku? kita sekarang pacaran ya, aku pacar kamu, kamu pacar aku, sudah terbiasa tidak terucap. Kalimat seperti itu sepertinya masih ada pada pacaran anak sekolahan namun tidak pada hubungan percintaan orang dewasa.
Begitu pula yang terjadi pada film ini. Summer berkata kita saling suka kita jalani saja dahulu. Semua orang yang melihat mereka akan berpandangan bahwa mereka berpacaran, bahkan dikisahkan juga mereka tidur bersama. Hingga pada suatu hari, Summer memutuskan untuk menjauh dan tidak menjalaninya lagi. Tanpa alasan yang jelas.
Mulailah film ini menuju klimaks sebenarnya. Klimaks dari seorang lelaki yang putus cinta. Dunianya seakan berakhir. Bertanya-tanya apa kesalahannya. Berusaha mencari tau kesalahan apa yang diperbuat hingga Summer meninggalkannya. Tak kusangka juga putus cinta dari sudut pandang pria juga dapat sedahsyat ini.
Endingnya cukup memberikan makna yang dalam akan arti sebuah hubungan. Hubungan dapat berakhir bukan karena ada kesalahan dari salah satu pihak. Sesederhana salah satu pihak ingin mengakhirinya karena menyadari sesuatu. Sesederhana pula ketika salah satu pihak ingin melangkah ke hubungan yang lebih serius atau pernikahan karena merasa yakin. Pacaran lama lalu merasa tidak yakin? Bukan berarti ada kesalahan pada pasangan.
Hal ini yang kadang tidak dipahami oleh sebagian besar muda mudi yang sedang menjalin asmara. Kita tidak perlu merasa kesalahan ada pada kita jika kita diputuskan ataupun dikhianati. Sering berpikir, kita salah apa, sehingga mereka tega berbuat seperti itu kepada kita.
Kesalahan bukan pada diri kita namun sesederhana bahwa kita memang bukan jodohnya. Jangan mencari-cari kesalahan pada diri sendiri. Dia hanya tidak tertarik lagi kepadamu. Hanya itu. Namun bukan karena kamu tidak menarik. Kamu hanya tidak menarik di matanya untuk dijadikan pasangan sehidup sematinya walau kamu tertarik setengah mati kepadanya dan ingin berakhir bersamanya di pernikahan. Namun yakinlah kamu pun bisa menjadi menarik setengah mati di mata orang lain yang memang sudah dipasangkan untukmu untuk menjadi pasangan sejati seumur hidupmu.
Just do it. Let it flow. Make the one be with you. But he or she is not always the one you want to be. At the end, you will find your perfect match.
#ODOP #onedayonepost #65thpost
Ini film korea kah mba?
BalasHapusjadi pengen nonton filmnya
BalasHapus"Hubungan dapat berakhir bukan karena ada kesalahan dari salah satu pihak."
BalasHapusSuka dengan kalimat ini Mba .Dan penaaapen dengan filmnya.
Aku udah nonton emang bagus banget filmnyaa
BalasHapusCover filmnya kayak gimana ini mbak?
BalasHapus