Pengalamanku bepergian tidak bersama orang tua ke rumah eyang di Solo, sangat berkesan. Kala itu, aku masih berumur 10 tahunan. Aku pergi bersama ke-empat saudara sepupuku yang juga seumuran ditemani oleh om dan tante yang merupakan orang tua dari kedua kakak beradik sepupuku.
Kami berangkat bersama menggunakan kereta eksekutif Argo Lawu. Waktu itu kami berangkat pagi hari. Perjalanan kurang lebih memakan waktu 8 jam. Aku yang baru pertama kali naik kereta api tanpa orang tuaku, sama sekali tidak merasa cemas. Namun rasa senang sangat meluap-luap karena liburan ini akan aku habiskan bersama sepupu-sepupuku di rumah eyang.
Orang tuaku melepas aku di stasiun hingga kereta berangkat meninggalkan peron berangkat menuju solo. Sejenak setelah kereta bergerak, aku yang memang aktif sejak kecil, sudah tidak sabar ingin menjelajahi kereta api ini. Akhirnya kami pun ijin ke om dan tante lalu berkelanalah kami menyusuri gerbong demi gerbong.
Ternyata setiap gerbong sama isinya. Namun ada 1 gerbong yang berbeda. Gerbong restorasi namanya. Disini ternyata dapurnya kereta api dan juga tersedia beberapa tempat duduk untuk kita dapat bersantap. Akhirnya kami memesan makanan dan minuman. Makanan yang disediakan cukup beragam begitu pula minumannya. Aku memesan nasi goreng dengan telor ceplok saat itu.
Setelah puas menjelajahi gerbong restorasi dan kenyang mencicipi makanan dan minumannya. Pandanganku tertuju pada seseorang yang berbaju seragam coklat dan memiliki senjata api di sabuknya. Aku bersama saudara-saudaraku ternyata sama-sama penasaran. Siapakah dia? Mengapa duduk di pojok seperti itu? Bukan di tempat duduk biasa layaknya para penumpang.
Akhirnya setelah berembuk kami sepakat untuk memberanikan diri untuk menemui bapak tersebut. Eh belum bapak-bapak sebenarnya. Namun karena kami masih kecil jadi ya kami anggap bapak-bapak. Padahal sih masih mas-mas. Kami pun mengetok ruangan pojokan tersebut. Tak disangka mereka menyambut dengan ramah kedatangan kami. Kami pun diajak masuk ke dalam ruangan tersebut.
Ternyata mas-mas tersebut adalah seorang polsuska atau polisi khusus kereta api. Kami diberitahu bahwa setiap perjalanan kereta api jarak jauh itu akan ada polsuska yang bertugas, untuk menjaga keamanan kereta api. Cukup lama kami berada di ruangan tersebut mendengarkan cerita dari polsuska tersebut. Selain polsuska, juga terdapat beberapa orang lainnya. Kupikir yang bertugas di dalam kereta api itu hanya masinis saja. Ternyata yang bertugas itu banyak. Ada pramugari dan pramugara kereta api yang tadi melayani kami di restorasi. Masinis juga tidak sendiri ternyata ada rekannya yang membantu.
Takut kami terlalu lama dan nanti dicari oleh om dan tante, kami pun pamit undur diri. Kami semua saat itu sangat terkesan dengan seragam, peralatan dan cerita yang disampaikan oleh mas polisi ganteng tersebut. Hihihi walau kami masih kecil sudah tau loh kalau mas polisinya ganteng hehehe. Begitu pula dengan seragam mba dan mas pramugara. Serta topi masinis dan rekannya yang sangat berwibawa.
Setelah kami kembali ke kursi kami masing-masing, kami pun masih punya energi untuk terus bermain bersama. Kali ini kursi diputar sehingga kami berempat dapat berhadap-hadapan. Kami bermain kartu bersama-sama. Hingga akhirnya kami kecapaian dan akhirnya tertidur. Sepertinya tidur kami tidak lama, sudah dibangunkan oleh om dan tante bahwa sebentar lagi kami akan memasuki stasiun balapan solo. Ah, senang rasanya hati ini kala itu. Liburan di rumah eyang akan dimulai. Kami pun sampai di stasiun dan bergegas turun ke peron. Tak jauh kami lihat mas-mas polsuska tersebut juga turun serta melambaikan tangan kepada kami.
Ada pengetahuan baru yang kami dapat dalam perjalanan di atas kereta api ini, yaitu :
1. Bahwa ada polisi yang senantiasa menjaga di dalam perjalanan kereta api jarak jauh. Para polsuska ini sungguh sangat berjasa dalam memberikan rasa aman di dalam perjalanan di atas kereta.
2. Ada pramugara dan pramugari yang siap sedia untuk membantu dan melayani kita selama perjalanan.
3. Bapak masinis itu ternyata tidak sendirian dalam menjalankan tugasnya mengendarai kereta ini namun dibantu juga oleh partnernya.
4. Sesampainya di peron, ada porter berseragam yang siap membantu untuk membawakan barang-barang kita.
Setiap manusia tentu punya perannya masing-masing di kehidupan ini. Begitu pula dengan para manusia yang mempunyai peran untuk bertugas diatas kereta ini termasuk para polsuska, pramugari/pramugara, masinis/partnernya serta porter. Hidup mereka sebagian besar dihabiskan diatas kereta, berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain dalam perjalanan. Peran mereka semua tentunya cukup vital dalam mewujudkan perjalanan berkereta api kita yang nyaman. Terima kasih para petugas semuanya, yang sudah dengan tulus ikhlas mengawal perjalan kereta api kami setiap harinya.
#ODOP #onedayonepost # 66thpost
Komentar
Posting Komentar