Aku saat itu duduk di bangku kelas 3 SMU. Berdebar-debar rasanya membayangkan bahwa sebentar lagi akan berkuliah. Aku bersama teman-temanku, para perempuan tangguh mempunyai mimpi yang sama ingin dapat berkuliah di universitas negeri ternama. Salah satunya tentu, kampus di bandung yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Pajajaran (Unpad).
Kami pun berenam sepakat untuk survey kampus di bandung tersebut. Walaupun belum tentu kami akan memilih kampus tersebut nantinya, karena masih ada beberapa universitas negeri lainnya yang juga kami incar. Salah seorang nenek dari teman kami ada yang mempunyai kos-kosan di daerah kampus tersebut. Kami pun berencana untuk menginap disana, karena sedang ada kamar kosong. Perjalanan pun kami sepakati untuk menggunakan Argo Parahyangan.
Saat itu belum ada tiket online seperti sekarang ini. Sehingga kami pun mengantri di stasiun untuk membeli tiket. Di depan kami terdapat beberapa anak laki-laki yang sepertinya juga seumuran dengan kami. Kayaknya tujuannya sama nih. Tapi biarlah ku tak begitu menghiraukan saat itu. Setelah tiket di dapat kami pun segera menunggu kereta dan bergegas naik. Kami berenam, kaget setelah berada diatas kereta. Ternyata tempat duduknya sudah dalam kondisi terputar dan laki-laki yang mengantri di depan kami tadi sudah duduk pada kursi tersebut sesuai nomernya. Aduh, bagaimana ini. Akhirnya kami berenam berembuk, berhompimpa, apeslah aku yang kena bersama temanku duduk berhadap-hadapan dengan kedua lelaki ini.
Keempat temanku di seberang, ketawa ketiwi menang bersorak sorai. Aduh, males banget deh nih. Modus banget sih mereka. Kenapa gak diputer balik sih, atau jangan-jangan mereka yang memutar. Tapi memang kalau diputar menghadap toilet, males juga. Yasudah pasrah saja.
Benar saja selama perjalanan, mengajak ngobrol kedua orang tersebut kepada kami. Awalnya kami berdua merasa terganggu. Lama kelamaan, senang juga karena mendapat teman baru. Mereka juga ternyata sopan. Kami saja yang di awal sudah parno. Mereka ternyata juga anak sekolahan. Sekolah kami bertetangga. Tak terasa perjalanan selama kurang lebih 3-4 jam dihabiskan oleh kami berempat saling bertukar cerita. Padahal kami berempat baru kenal saat itu.
Ada hal yang dapat diambil hikmahnya dari perjalanan kami ini, yaitu :
1. Pastikan kursi sudah terputar kembali sesuai asalnya, jangan segan untuk minta ijin memutar sesuai arahnya jika kursi depan/belakangnya sudah terisi. Karena kenyamanan kita selama beberapa jam kedepannya yang menjadi taruhan.
2. Jangan selalu negative thinking dengan penumpang disebelah atau dihadapan kita. Waspada tetap dijaga namun menambah silahturahmi juga boleh kan.
3. Jika memutuskan untuk berhadap-hadapan maka jarak antar kaki/lutut menjadi lebih sempit dibandingkan dengan jika kursi tidak diputar berhadap-hadapan.
4. Jika membawa banyak barang, posisi berhadap-hadapan memberikan poin plus, karena dibelakang tempat duduk yang saling membelakangi terdapat ruang yang cukup besar untuk meletakkan barang kita yang cukup memakan tempat (misal: stroler yang dilipat, koper/kardus dapat juga ditumpuk disini tanpa mengganggu kenyamanan kaki).
Perjalanan menggunakan kereta api tentunya berbeda jika dibandingkan dengan menggunakan kendaraan pribadi. Namun berkendara dengan kendaraan umum tentunya akan lebih memberikan banyak pengalaman yang berbeda dan memperkaya kita dalam memandang arti sebuah kehidupan. Karena dengan naik kereta api, kebetulan seperti diatas yang akhirnya menambah pertemanan dan merubah sudut pandang kita tentunya tidak mungkin terjadi jika kita naik mobil pribadi.
#ODOP #onedayonepost #67thpost
Komentar
Posting Komentar