Lebaran kali ini aku mudik. Berbeda dengan orang-orang yang menikmati oneway tol trans jawa ke arah timur. Aku yang mudik menuju Jakarta pun harus bersiasat supaya tidak terkena one way. Akhirnya diputuskan sebelum one way diberlakukan kami aku pulang menuju Jakarta.
Namun Allah berkehendak lain. Aku harus bermalam di rumah sakit secara mendadak sehingga rencana mudik pun tertunda. One way sudah terlaksana. Kami pun bingung, berlebaran di sini saja atau disana. Walaupun dokter sudah mengizinkan, suamiku masih mengkhawatirkan aku. So sweet of you, honey.
Akhirnya malamnya kami berangkat. Kami sengaja berangkat malam, karena menurut berita one way, sudah tidak diberlakukan mulai pukul 21.00 dan akan diberlakukan kembali pukul 06.00 esok paginya. Namun ternyata pukul 21.00 tol trans jawa masih ditutup 1 arah untuk menuju ke timur.
Kami pun tidak ada pilihan lain. Jalur pantura yang sudah lama sekali tidam kami lewati menjadi pilihan terakhir. Sepanjang perjalanan kami menelepon call centre jasa marga menanyakan perihal one way ini. Mengapa tidak terlaksana sesuai yang diberitakan.
Petugas call centre jasa marga pun menjawab bahwa sedang dilakukan pembersihan jalur yang cukup memakan waktu karena banyaknya arus kendaraan yang harus dialihkan. Hampir setiap setengah jam kami menelepon call centre untuk mengetahui kejelasan tentang one way ini.
Namun hingga kami sampai di cirebon dan waktu menjelang pukul 00.00 belum ada kejelasan. Jawaban yang kami terima tetap sama. Mobil dan bis-bis mulai banyak yang berhenti di pintu-pintu tol menunggu dibukanya pintu tol tersebut tanda bahwa one way telah selesai.
3 jam telah berlalu, kami pun berhenti sejenak di salah satu masjid cukup besar. Tidak hanya kami tapi beberapa mobil lain juga banyak yang berhenti sambil beristirahat. Kami pun memesan minum hangat dan mie seduh untuk sedikit mengisi tenaga. Tak terasa setengah jam berlalu. Tukang parkir memberi tahu bahwa pintu tol sudah dibuka.
Alhamdulillah, kami ucapkan. Akhirnya bisa pulang melewati tol trans jakarta. Selain menghemat waktu tempuh, melewati jalan pantura tengah malam hingga pagi tentunya bukan pilihan yang menyenangkan. Kami pun segera melanjutkan perjalanan kami menuju rumah eyang tercinta.
#ChallengePL
#HariRayaIdulFitri
#Pejuang Literasi
Komentar
Posting Komentar