Ketika pulang ke rumah mama. Banyak yang masih nampak sama. Namun ada beberapa yang kulihat menua. Tukang sate yang sering kubeli saat kukecil dulu yang masih setia berjualan berkeliling sesaat menjelang magrib. Masih kuingat dengan jelas bapak itu berbadan tegap dengan rambut hitamnya yang lebat memdorong gerobak satenya sambil membunyikan tek..tek..tek... Namun kini rambutnya sudah berubah menjadi abu-abu dan raut wajah lelah nampak jelas.
Begitu pula dengan tukang bubur langgananku yang setiap pagi dengan sahutannya...buuur....buuur...buuur... Yang dulu ketika kukecil menggunakan sepeda sekarang sudah berubah menggunakan motor. Bapak ini juga rambutnya hitam lebat namun kini dipotong cepak dengan warnanya yang sudah banyak putihnya. Sangat kontras wajahnya dibandingkan dulu.
Ada juga tukang susu n***onal yang dulu berjualan menggunakan sepeda yang dikayuh namun ada penutup kain diatasnya yang menutupi dirinya maupun kotak-kotak yang didalamnya berisi susu. Kini terlihat semakin tua dan sepedanya menjadi lebih kecil tanpa penutup kain lagi atasnya sambil kulihat tangannya memegang rokok (seingatku dulu bapak tersebut tidak pernah memegang rokok saat berjualan) dan di lehernya ada benjolan cukup besar masih sama sejak beberapa tahun yang lalu.
Harga jualnya pun telah mengalami lonjakan yang cukup besar. Untuk sate yang duluuuuu 10 ribu kini 16 ribu per 10 tusuk. Sedangkan bubur ayam awalnya 5 ribu kini 8 ribu. Kalau untuk susu n***onal kenaikannya hanya seribu rupiah saja per jenisnya rata-rata.
Muncul juga banyak pedagang baru yabg jauh lebih muda atau pun anak-anak muda. Kemarin berjalan-jalan dengan sepeda menembus gang-gang di sebelah kompleks rumah menembus jalan besar. Seingatku dulu gang-gang ini dihuni oleh rumah-rumah kecil sederhana atau kontrakan kecil terlihat kurang terawat. Kini kulewat sudah berubah menjadi rumah bagus terawat terlihat baru bahkan berlantai dua seperti rumah-rumah di cluster walau berada di gang sempit hanya masuk sepeda motor. Kulihat juga banyak yang bersiap-siap bekerja. Ada yang mendorong gerobak bakso, gerobak rujak dan lainnya.
Aku senang melihat perubahan yang baik ini. Walau pekerjaan hanya berjualan keliling namun kesejahteraan meningkat seiring berlalunya waktu. Rumah menjadi bagus dan lebih terawat.
Namun jika kulihat para penjual tua itu yang sudah berjualan sejak ku kecil sepertinya terlihat semakin lusuh penampilannya dan bukan bagian dari para penjual keliling yang mempunyai rumah bagus bertingkat dua itu.
Waktu bergulir begitu cepat, tak terasa para penjual itu yang dulu selalu menyapaku dan ramah ketika kukecil sekarang melakukan hal yang sama kepada anak-anakku. Semoga kesehatan dan rejeki selalu dilimpahkan kepada para penjual sejak masa kecilku itu yang kini telah menua.
Ah, terharu membacanya Mba.
BalasHapusTerima kasih mba.
HapusSemoga mereka diberkahi Allah rezeki dan kesehatan ya aamiin
BalasHapus