Langsung ke konten utama

KiriminAja vs Mengantar: Jasa Kirim Paket Termurah yang Mana?

@angrumaoshi2000 Bingung cari yang paling hemat, cape kan kalau mesti buka satu-satu websitenya. Kenalin nih ada agregrator jasa pengiriman #KiriminAja buat kirim paket cod dan kirim barang. Daftar disini ya https://kiriminaja.com/?utm_source=google&utm_medium=other&utm_content=vsmengantar Paling banyak pilihan jasa pengirimannya, direkomendasikan pula mana yang paling murah. #KiriminAja #KiriminAjavsMengantar #KirimPaket #KirimPaketCOD #KirimBarang ♬ original sound - angrumaoshi2000 KiriminAja vs Mengantar: Jasa Kirim Paket Termurah yang Mana? Pernah nggak ngalamin pelanggan yang udah check out, udah sayang banget sama barangnya, tapi tiba-tiba kabur gara-gara ongkir mahal? Rasanya kayak ditinggal pas lagi sayang-sayangnya! Nah, biar kejadian pahit ini nggak terulang, penting banget buat cari  jasa kirim paket termurah  tapi tetap bisa diandalkan baik kirim paket COD maupun kirim barang biasa. Kali ini, kita bakal adu kuat dua layanan pengi...

Toleransi di Indonesia Saat Ini

Toleransi di Indonesia saat ini, kurasakan semakin memudar. Toleransi yang dulu semenjak kecil digaungkan baik melalui pendidikan formal di sekolah atau melalui praktik sehari-sehari di kehidupan nyata pada sekitarku, sangat mudah ditemukan dan kurasakan. 

Namun kini setelah aku dewasa, berkeluarga dan di masa reformasi yang telah lebih dari 2 dekade ini, toleransi ini entah seperti menguap. Perbedaan-perbedaan kecil dibuat semakin meruncing. Bahkan yang pada awalnya kita tidak merasakan perbedaan itu dibuat merasa bahwa kini kita berbeda. 

sumber : www.pixabay.com

Aku jujur sedih. Mengapa sekarang menjadi seperti ini. Entah mengapa perbedaan pandangan politik dapat berujung pada ketidakharmonisan hubungan keluarga. Entah mengapa pula perbedaan agama atau bahkan dalam agama yang sama juga dapat menimbulkan friksi-friksi dalam hubungan antar manusia. Semuanya merasa pilihannya adalah yang paling benar. Berbeda berarti salah. 

Aku mengalami sebelum masa reformasi walau saat itu masih anak-anak. Aku pun mengalami era reformasi yang sudah berjalan lebih dari 20 tahun ini. Tapi dulu toleransi kurasakan sangat tinggi. Baik itu toleransi antar umat beragama, toleransi atas perbedaan pandangan politik dan tidak diperlukan sama sekali toleransi di dalam agama yang sama. 

Namun kini, semua itu berubah. Anak-anak SD pun, rasanya kini juga miskin rasa toleransinya. Berbeda dengan dirinya maka menganggap yang lain itu salah. Fatal sekali bukan jika generasi muda kita tidak dapat bersikap dengan bijak dalam menemui segala perbedaan yang ada di dalam kehidupan ini. Mau menjadi apa negeri ini ke depannya jika tidak dapat bertoleransi terhadap yang "berbeda" dengan diri atau golongannya. 

Belajar toleransi ini sedikit banyak kudapatkan melalui pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) saat kecil dahulu, namun untuk praktek nyatanya aku ketahui ketika belajar Sejarah Negara Indonesia ini. Bahwa Negeri Indonesia ini dapat merdeka karena memiliki rasa toleransi yang sangat tinggi. Bayangkan berbeda-beda suku, agama, pulau, budaya tetapi semuanya bersatu demi mencapai kemerdekaan melawan penjajah. 

Sumpah Pemuda adalah salah satu contohnya. Tidak ada yang merasa lebih dan mengklaim bahwa kemerdekaan negeri ini karena tumpahnya darah perjuangan yang lebih besar dari salah satu agama atau suku. Namun kini sedih sekali mendengarnya ketika ada yang mengklaimnya. 

Aku ingat sekali waktu itu aku masih SMP, aku melihat kakakku yang kuliah di universitas diwajibkan untuk mengikuti 1000 jam penataran P-4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila), buku-buku saku tebal mulai dari UUD 1945 hingga Tap MPR harus dibaca dan dikuasai hingga Repelita (Rencana Pemerintah Lima Tahunan), dan masih banyak lagi. 

Aku pun yang saat itu masih SMP, iseng-iseng ikut membaca dan membekas hingga sekarang. Penting sekali guna dapat mewujudkan manusia pancasila yang tidak hanya hafal di mulut saja namun mengerti esensinya dan praktek turunannya ke UUD 1945, Tap MPR, hingga ke Repelita. 

Sayang sekali ketika aku masuk SMU, PMP telah berubah menjadi PPKn (Pendidikan Kewarganegaraan) yang menurutku isinya cukup berbeda dengan PMP, pendidikan moral tidak begitu ditekankan. Ketika aku masuk kuliah pun sudah tidak ada lagi penataran P-4, ini sungguh amat sangat disayangkan. Karena menurutku ini adalah pondasi yang penting bagi calon mahasiswa yang dalam 4 tahun kedepan saat lulus akan terjun ke masyarakat.

Ketika kuliah aku benar-benar sudah tidak mengikuti lagi perkembangan (karena memang tidak ada penataran P-4 atau mata kuliah wajib tentang ini) dan tidak mengikuti lagi tentang UUD 1945 yang ternyata banyak sekali perubahan, sudah 4 kali diamandemen hingga kini. Bahkan sempat ada wacana pembukaan UUD 1945 pun mau diubah. Duh, diubah saja semuanya sekalian termasuk Pancasila tergantung selera yang sedang berkuasa saat ini. Padahal toleransi merupakan pengamalan butir-butir dari sila Pancasila. 

Apalagi ada isu baru-baru ini pelajaran sejarah juga akan dihilangkan, waduh kemunduran total. Generasi muda yang tidak mengetahui sejarah berdirinya negerinya, mau dibawa kemana negeri ini. Apakah diharapkan belajar sendiri lewat googling? Padahal banyak sekali informasi tersebar disana yang sangat bias, yang sudah bercampur dengan opini banyak orang. Untungnya hanya isu saja, tidak jadi diterapkan karena sudah menuai banyak protes dari masyarakat.

Aku sangat berharap bahwa generasi muda Indonesia dapat mengenal negerinya lewat sejarah. Negeri yang penuh dengan rasa toleransi yang terkenal rukun dan damai, walau berbeda-beda yang hidup berdampingan. Toleransi di Indonesia saat ini benar-benar membuat diriku prihatin.

Semoga generasi muda Indonesia kini dapat membangun negeri ini dengan mengedepankan rasa toleransi yang tinggi dan mengamalkan Pancasila juga tentunya. Lalu dengan mempelajari sejarah maka akan mengetahui mengapa Pancasila dan bukan yang lain yang menjadi dasar negara dan ideologi Indonesia. Sehingga semua peraturan-peraturan perundang-undangan yang tercipta pun ada semangat Pancasila, khususnya terdapat toleransi yang tinggi di dalamnya. 






Komentar

  1. Benar, menurutku juga kebijakan-kebijakan dunia pendidikan sekarang malah terkesan mundur.

    BalasHapus
  2. Mungkin itu kenapa beda mengajar dengan mendidik ya. Kalau mengajar seperti transfer ilmu, tapi mendidik berkaitan dengan aspek lainnya

    BalasHapus
  3. Sejarah memang nggak boleh dilupakan ya. Dan selama kita beda, kita kerjasama semoga segala aspek lainnya makin maju

    BalasHapus
  4. kalau kata orang sekarang senggol dikit b*c*k, betapa sekarang banyak dari kita yang teralu sensitif sampai lupa apa yang harus kita wariskan ke genarasi muda anak-anak kita, jadi sedih liatnya

    BalasHapus
  5. Nah apalagi buatku yg angkatan tuwaaaa bgt nih, sangat merasakan besarnya perbedaan jaman dulu dan saat ini. Hehe..

    BalasHapus
  6. Bagian kalau kamu nggak memiliki pandangan yang sama maka kamu salah ini banyak yuni lihat di sekitar sini.

    Meski nggak terang-terangan. Tetap saja bagaimana menyikapi dan bergaulnya menunjukkan hal itu.

    Rasanya toleransi mulai terkikis. Meski saya percaya, masih ada yang memiliki sikap toleransi yang tinggi tentu saja.

    BalasHapus
  7. Iya Mbak kemarin Ibuku juga cerita kalau katanya pelajaran sejarah mau dihapus..rasanya sedih denger hal itu soalnya sejarah adalah salah satu pelajaran favoritku

    BalasHapus
  8. Setuju banget mbak aku pun sedih kayanya toleransi dek tu cuma kenangan masa lalu. Sekarang orang kita hal sepele aja bisa jd besar. Kesalahan kecil bisa berujung kematian. Sedih lah pokoknya liat indonesia sekarang tu

    BalasHapus
  9. Aku malah baru tahu kalo pelajaran sejarah ada rencana dihapus. Sedih ya misalkan terjadi, generasi muda pasti makin tercerabut dari akar sejarah bangsa yang adiluhung. Padahal toleransi sudah diajarkan sejak ada Sumpah Pemuda

    BalasHapus
  10. Aku juga merasa prihatin dengan kondisi saat ini. Jika kondisi seperti ini dianggap kemunduran dunia pendidikan di Indonesia maka sebagai orang tua kudu menguatkan pendidikan anak dari rumah.

    BalasHapus
  11. Setiap perayaan Hari Raya besar, pasti ada ribut-ribut. Padahal semuanya udah jelas. Bisa beribadah sesuai kepercayaan masing-masing.

    Adanya keributan buat kita semua jadi makin renggang.

    BalasHapus
  12. Kalau anakku sejak TK dan PG di sekolah umum jadi berbaur dengan anak yang beda agama dan suku, jadi terbiasa. Pas ditanya bagaimana perasaanmu dengan teman beda agama? Biasa saja hihihi jawabnya

    BalasHapus
  13. Nah, benar banget, Mbak. Suka miris juga dengan kondisi sekarang ini dimana para generasi muda banyak yang "kurang beradab". Makanya, pendidikan karakter sangat digencarkan dari berbagai lini. Sebenarnya, bisa kok, materi toleransi ini mulai ditumbuhkan sejak dini dan terus dijaga seiring tumbuh kembang anak. ketika karakter dan mindset bahwa "perbedaan itu membuat kita kaya" atau "perbedaan itu indah", insya Allah, bab tolerasi lengkap dengan pengaplikasiannya akan mendarah daging di kehidupan mereka ke depannya.

    BalasHapus
  14. Seharusnya belajar dari pengalaman bagaimana bisa belajar lebih maju tanpa harus mengorbankan hal yang sudah berjalan. Semisal tanpa harus menghapus pelajaran Sejarah yang memiliki nilai historis kebangsaan

    BalasHapus
  15. Pelajaran seperti PMP dan Sejarah itu memang kalau penyampaiannya sama dengan yang dulu-dulu, sejujurnya saja memang membosankan. Apalagi anak sekarang ya, sudah mulai terglobalisasi pandangannya. Yang lebih penting untuk dipikirkan, bukan menghilangkan pelajaran tersebut, tapi mengemasnya agar menarik untuk dipelajari. Apa gunanya teknologi hebat kan ya, tapi mengemas pelajaran yang bagus seperti pendidikan moral dan sejarah gitu aja ga bisa. Banyak app yang bisa dikembangkan untuk membuat anak-anak mencintai sejarah yg sesungguhnya amat menarik untuk diketahui banyak orang.

    BalasHapus
  16. Aamiin. Mendoakan setiap kebaikan yang terbauk ya Mba. Aku pun juga kadang heran melihat yang di sekitar. Kita sebagai orangtua atapun calon orang tua harus membimbing anak anak nantinya lebih dari rumah

    BalasHapus
  17. I feel you, mba
    Aku sangat berharap pendidikan di Indonesia lebih baik lagi, anak-anak Indonesia gak cuma pinter2 tapi juga bisa menghargai sejarah, sesama apapun agama atau etnisnya dan berbudi luhur.
    Dan yang paling penting memang pendidikan dasar dari rumah, yakni dari orangtuanya.

    BalasHapus
  18. Apalagi di zaman yang sekarang mudah sekali internet diakses, informasi bisa diakses dari banyak tempat maka makin bisa memperuncing suasana. Makin mudah kita dibentrokkan. Semoga mereka yang sadar akan hal ini bisa mengambil sikap yang baik dalam menjaga keluarganya dan mengarahkan anak2nya.

    BalasHapus
  19. Nice article , udh jarang yg bahas bgnian. Saya jg merasakan toleransi ini mengerucut semakin kecil

    BalasHapus

  20. Banyak sekali hal hal positif untuk generasi penerus yang harus di berikan sejak dini ternyata dihilangkan demi memenuhi dan mengikuti arus perkembangan zaman. Banyak adu domba di mana-mana dengan isu SARA. Sedih yaa, jalan keluar terakhir adalah keluarga yang harus menanamkan norma norma yang baik untuk anak.

    NurS

    BalasHapus
  21. Intinya saling menghargai dan tidak merasa diri paling benar, insya allah hidup aman jaya sentosa

    BalasHapus
  22. toleransi di Indonesia semenjak ada media sosial rasa-rasanya jadi berkurang gak sih?

    BalasHapus
  23. Secara umum, toleransi masih terjaga. Tapi memang ada beberapa hal yang menjadi lebih mudah terpecut api konfrontasi. adahal jika bertemu tetap baik.
    Mungkin karena politik identitas telah terlalu kuat mencengkeram dan membuat keakuan yang tinggi. Entahlah

    BalasHapus
  24. Menurut saya toleransi itu termasuk akhlak. Jadi apapun gangguannya, kalau sudah ditanamkan sejak dini, pondasi kuat, niscaya meski UUD atau P4 tiada, tetao terpatri dalam jiwa dan raga.

    BalasHapus

  25. Iya, aku juga merasakan itu. Orang lebih suka ribut dan kurang bisa teposeliro. Memang disayangkan pendidikan moral pancasila justru dihapuskan. Karena di negara kita yang majemuk ini butuh pedoman untuk pemersatu. Diantaranya lewat pelajaran pmp dan sejarah.

    BalasHapus
  26. Yess brasaaa banget. Apalagi dulu waktu kecil aq tinggal di papua,yang bisa dikatakan aku kaum minoritas..tpi toleransi sangat sangat terasaa huhu..

    BalasHapus
  27. Pengaruh medsos dan internet dimana kurangnya pilah pilih berita benar sehingga membuat kurangnya rasa toleransi

    BalasHapus
  28. Sungguh menyuarakan isi hatiku. Kenapa ya sekarang apa-apa jadinya ribut? Apa yang salah dengan perbedaan? Dulu negara kita begitu aman dan damai. Sekarang, ekstra mikir panjang kalau akan berkomentar. Padahal hanya komentar biasa yang dulu silakan aja

    BalasHapus
  29. Bener, pelajaran P-4 (atau pas zaman saya namanya PKN) dan sejarah penting banget untuk dipelajari. Anak muda harus belajar mengenal sejarah dan dasar negaranya sndiri di bangku sekolah 💪

    BalasHapus
  30. Benar, aku jg sedih banget melihat anak2 skrg semakin miskin toleransi. Pelajaran P-4 memang wajib banget untuk dipelajari. Agar anak2 skrg bisa lebih memiliki sifat toleransi, jd gak sedikit2 ribut, berantem

    BalasHapus
  31. Penting banget ya toleransi ya apalagi di Indonesia ada banyak suku, dan beda beda kebudayaan nya ya, semoga para generasi muda makin sadar tentang penting nya toleransi

    BalasHapus
  32. aku juga rindu masa lampau ketika Indonesia lagi baik-baik saja. ketika hasrat bepolitik tidak semenggebu sekarang, dan umat beragama bisa hidup saling berdampingan dengan aman dan nyaman

    BalasHapus
  33. Kalau pandangan aku ya, ilmu toleransi ini yang sudah pudar dari pribadi manusia. Toh kalau emang beda pandangan tentang politik ataupun agama, ya harus disikapi dengan open minded. Jangan terbawa emosi, kan bertukar pikiran itu baik bukan ??

    semoga aja manusia di Indonesia ini sehat semua, sehat jasmani, otak dan semuanya. Salam :)

    BalasHapus
  34. Menurutku Indonesia sedang minim toleransi sekarang, ada perbedaan sedikit bisa menjadi pertengkaran apalagi banyak yang bawa-bawa sara

    BalasHapus
  35. Semoga Indonesia makin baik ke depannya yaa...Pelajaran sejarah smg tdk dihapus.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Darurat Literasi Digital di Indonesia

Literasi Digital adalah kemampuan dasar mutlak yang harus dimiliki oleh setiap manusia yang terhubung dengan dunia maya, - Angrumaoshi - Sumber : www.pixabay.com Pengertian Literasi Digital Pernah dengar Literasi Digital? Jujur, aku pernah mendengarnya namun belum paham 100%. Kalau literasi keuangan/finansial dan literasi baca tulis sudah cukup sering ya mendengarnya. Sebelum membahas lebih lanjut tentang Literasi Digital, aku mau mengutip terlebih dahulu mengenai pengertian dari literasi yang disebutkan di wikipedia. “ Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa. ” Nah ternyata, literasi itu ada banyak jenisnya. Salah satunya adalah literasi digital. Tetapi apa saja sih jenis-jenis literasi itu, berikut jenis litera...

Perawatan Wajah di ZAP Clinic saat Pandemi

ZAP Clinic Review Aku sudah lama sekali tidak perawatan wajah selama pandemi, baik itu ke salon atau ke klinik. Aku membayangkan harus membuka masker saja, sudah membuatku urung untuk melakukan perawatan wajah di luar rumah.  Namun ada saatnya perawatan wajah tidak dapat dilakukan di rumah saja.  Ini pertama kalinya aku mencoba di ZAP Clinic. Letaknya yang dekat dengan food court di lantai 2 Grand Galaxy Park ini, sangat strategis sehingga membuatku sudah sering sebenarnya melewatinya, namun belum kesampaian untuk mencobanya sebelumnya.  ZAP Clinic Grand Galaxy Park  Akhirnya walau masih pandemi aku memberanikan diri untuk treatment wajahku di ZAP Clinic Grand Galaxy Park (GGP) Bekasi. Mall yang tidak begitu ramai dan juga protokol kesehatan di ZAP Clinic yang sangat terjaga. Kebayang gak, pakai masker tapi ditreatment wajahnya, bisa loh ternyata. ZAP Clinic Ruang Treatment Tips dan Alur Perawatan di ZAP CLinic Booking Jadwal Sebaiknya kamu booking dulu nih, Jangan l...

Branding via Digital Marketing

Mungkin masih banyak diantara kita yang tidak peduli dengan brand atau merek. Khususnya bagi mereka yang berpikir bahwa yang penting aku jualan barang atau jasa yang memuaskan pelanggan itu sudah cukup.  Nama brand atau merek itu nggak penting deh urusan belakangan. Apalagi ngurusin brand atau merek itu biasanya butuhkan uang yang tidak sedikit dan juga waktu.  Benarkah merek atau brand itu nggak penting? Aku mau cerita salah satu kisah temanku yang mempunyai bisnis rumahan membuat kue.  Temanku ini adalah teman mantan satu kantorku di Jakarta yang suka sekali memasak kue.  Sebelum dia resign dari kantornya dia sudah memulai bisnis kuenya ini dari rumah. Pelanggannya rata-rata adalah teman-teman kantornya, teman-teman sekolahnya teman-teman kuliah, kolega kantor dari suaminya.  Jadi bisa dibilang pemasarannya itu lewat WhatsApp status dan WhatsApp Group serta dukungan suaminya tentunya.  Lalu dia memantapkan hati meninggalkan pekerjaan kantoran nya dan akan...

Akhirnya, Berani Berwisata Lagi (Air Terjun Klenting Kuning) di Kabupaten Semarang

  Awal Mula Berwisata Kembali Sudah beberapa bulan ini sejak Februari 2020, aku dan keluarga berada di rumah saja. Sudah penat rasanya. Ingin rasanya berjalan-jalan berwisata seperti yang sering kami lakukan saat akhir pekan.  Sekarang sudah masuk bulan September 2020, jadi sudah 6 bulan. Waktu yang terasa sangat lama. Kami benar-benar tidak pergi keluar kota bahkan ke mall pun tidak. Anak-anak pun benar-benar di rumah saja. Sekolah juga hanya via daring.  Ayahnya sebenarnya sudah kerap kali mengajak kami untuk berwisata. Wisata yang pada akhirnya hanya berputar-putar saja keliling kota atau ke kota sebelah namun benar-benar tidak turun dari kendaraan. Fiuh apa asyiknya seperti itu. Semangat kami langsung ciut ketika mendapati penuhnya parkiran tempat-tempat wisata tersebut dan banyaknya orang-orang berlalu lalang tanpa masker.  Tetapi akhirnya hari minggu kemarin 6 September 2020, sang ayah kembali mengajak kami keluar rumah. Aku pun sudah pesimis saja, pasti hanya ...

Hidup di Perantauan (Part 2)

Pada artikel sebelumnya Hidup di Perantauan (Part 1) , aku sudah sharing 2 tips ala diriku Angrumaoshi cara bertahan hidup di Perantauan. Masih mau merantau? Sudah siapkah merantau? Berikut aku tulis ulang ya keseluruhan tips supaya teman-teman tidak terlupa. 5 Tips Cara Bertahan Hidup di Perantauan Ala Angrumaoshi. Make a  friend (Perbanyak kenalan). Prepare your savings (Siapkan dana darurat). Know your new place (Kenali daerahmu). Less Goods is Good (Perhatikan efisiensi dan efektifitas barang yang dimiliki). Learn the Language (Belajar bahasa lokal). 3. Know your place (Kenali Daerahmu) Via Google Maps dan Google Earth Di era digital seperti ini, sangat terbantu ya untuk mengenal daerah tujuan rantau kita, bahkan sebelum kita menginjakkan kaki disana. Kita dapat memanfaatkan google maps termasuk juga google earth. Kita dapat melihat-lihat situasi secara real di lokasi daerah rumah tempat kita tinggal di perantauan.  Begitu pula kita dapat melihat fasilitas umum terdekat se...

Selamat Datang Vaksin Virus Corona untuk Indonesia

Andaikan vaksin virus corona telah tersedia jauh-jauh hari, tentunya kita tidak akan pusing dan merasa takut yang berlebihan dengan corona seperti setahun terakhir ini. Untungnya banyak negara dan perusahaan farmasi berlomba-lomba dan giat untuk menciptakan vaksin untuk covid-19.  Sudah banyak nama-nama vaksin covid-19 yang siap beredar disebutkan pada berita seperti   vaksin moderna , vaksin Bio Farma (Persero), vaksin Astra Zeneca-Oxford, vaksin Sinopharm, vaksin Pfizer-BioNTech, dan vaksin Sinovac. Indonesia pun akan menggunakan keenam jenis merk vaksin ini. Bahkan vaksin Sinovac sudah datang masuk ke Indonesia pada tanggal 6 Desember 2020. Tiap-tiap vaksin mempunyai harga yang berbeda-beda. Begitupun dengan efek samping yang menyertainya. Bahkan bagi yang memiliki alergi disarankan juga untuk berhati-hati dalam memilih vaksin yang sesuai untuk tubuhnya.  Sumber gambar : www.pixabay.com Tak terasa sudah hampir setahun covid-19 bersama kita. Dalam hitungan hari ...

Tempat Hang Outku di Pringsewu Kota Lama Semarang bersama Blogger Gandjel Rel

Sebenarnya aku sudah tidak asing dengan restoran #pringsewu ini. Pringsewu group ini, restorannya tersebar di sepanjang jalur pantura dan saat ini juga tersebar di sepanjang jalur rest area tol trans jawa. Aku biasa makan di pringsewu rest area atau tegal/pemalang ketika perjalanan semarang-jakarta begitu pula sebaliknya. Namun aku baru mengetahui kalau ada pringsewu juga di kota lama Semarang ini. Pertama kali aku mengetahuinya saat berkunjung ke Sam Pho Kong dan diberikan voucher diskon saat akan meninggalkan lokasi. Aku pun penasaran ingin mencoba. Gayung pun bersambut, tak lama ada undangan dari komunitas keren #GandjelRel yang akan berulang tahun ke4 dirayakan disana. Aku sebagai member baru yang baru join, senang sekali plus dapat menghilangkan rasa penasaranku dengan pringsewu yang di kota lama ini. Aku sebenarnya adalah pendatang di kota lunpia ini dan sudah jatuh cinta dengan kota ini. Kota lama yang apik dengan taman sri gunting untuk foto-foto, di sebelah ge...

Review Film Sabar Itu Ujian, Bukan Sekedar Film Komedi

Film Sabar Itu Ujian, benar-benar film komedi namun penuh dengan arti. Kalau bukan diminta suami untuk nonton, aku pasti akan melewatkan film yang satu ini. Bukan sekedar komedi yang bertujuan untuk membuat orang tertawa, tapi pesan kehidupan yang tersirat mengena sekali. Semua scene ada makna tersembunyinya dan berhubungan, tidak ada yang mubazir sama sekali. Pemeran Film Sabar itu Ujian Pemeran utama si Sabar yang diperankan oleh Vino G. Bastian yang sudah pasti keren aktingnya, dan cakep pula. Lalu dibumbui dengan aksi para komedian Omesh, Rigen dan Ananya Rispo yang menjadi teman-teman dekat si Sabar, benar-benar jadi film komedi. Pemeran wanitanya pun bukan artis sembarangan, dibintangi Luna Maya dan juga Estelle Linde serta Anya Geraldine. Sinopsis Film Sabar itu Ujian Film yang menceritakan tentang si Sabar yang terjebak dalam time loop di hari pernikahan mantan tunangannya dahulu, benar-benar film yang cocok untuk ditonton teman-teman yang belum move on (baik dalam hal percinta...

Aplikasi Jagat, Sosial Media Berbasis Maps Baruku

Saya, yang sebelumnya telah menghabiskan banyak waktu di depan layar laptop dan ponsel, baik untuk bekerja, membaca artikel dan video pembelajaran, dan bermain social media, merasa ragu untuk mencoba aplikasi baru bernama Jagat. Sebagai seseorang yang berusaha mengurangi waktu layar, saya awalnya merasa tidak ada kebutuhan untuk aplikasi semacam itu. Saya pikir, jika saya butuh hiburan, saya bisa pergi keluar, makan, traveling, atau melakukan kegiatan lainnya. Namun, saya menyadari bahwa sebagai seorang generasi milenial yang gemar berada di antara generasi Z, saya harus tetap up-to-date dengan hal baru. Maka, ketika aplikasi jagat ini mulai menjadi topik pembicaraan di komunitas saya, saya merasa penasaran dan ingin mencobanya. Saya ingin tahu, apa yang membuat aplikasi ini begitu istimewa. Jadi, saya pun mencoba! Jagat adalah sebuah aplikasi berbagi lokasi yang sederhana dan efektif. Dengan beragam fitur yang dimilikinya, Jagat memungkinkan pengguna untuk melacak lokasi keluarga, tem...

Balada Si Roy, Film Layar Lebar Perdana IDN Pictures

  Jangan percaya terhadap cinta, karena itu akan menjajah hidup kamu! begitu kata Roy. Seorang petualang jiwanya tidak bisa dimiliki, karena dia butuh inspirasi. Kalau jiwanya sudah diikat, berarti dia akan beku dan mati. Baginya, cinta bukan berarti harus menjadi jangkar dalam hidupnya. Balada Si Roy ke Layar Lebar November 2020 lalu, IDN Pictures telah mengumumkan bahwa akan mengangkat Novel lawas Balada Si Roy ke layar lebar sekaligus menjadi proyek perdananya dengan Fajar Nugros sebagai sang sutradara dan Susi Susanti sebagai produsernya. Sumber : IDN Media Bagi generasi milenial atau pun generasi Z tentunya mungkin masih terdengar asing dengan novel yang berjudul Balada Si Roy. Padahal novel Balada Si Roy ini sangat terkenal di masa tahun 80-90an.  Coba deh kamu tanya ke Ibu/Bapak kamu atau tante/om kamu pasti tau tentang kisah Balada Si Roy ini. Novel lawas Balada Si Roy ini merupakan karya dari Gol A Gong yang merupakan nama pena dari  Heri Hendrayana Harris ,...