Langsung ke konten utama

Postingan

KiriminAja vs Mengantar: Jasa Kirim Paket Termurah yang Mana?

@angrumaoshi2000 Bingung cari yang paling hemat, cape kan kalau mesti buka satu-satu websitenya. Kenalin nih ada agregrator jasa pengiriman #KiriminAja buat kirim paket cod dan kirim barang. Daftar disini ya https://kiriminaja.com/?utm_source=google&utm_medium=other&utm_content=vsmengantar Paling banyak pilihan jasa pengirimannya, direkomendasikan pula mana yang paling murah. #KiriminAja #KiriminAjavsMengantar #KirimPaket #KirimPaketCOD #KirimBarang ♬ original sound - angrumaoshi2000 KiriminAja vs Mengantar: Jasa Kirim Paket Termurah yang Mana? Pernah nggak ngalamin pelanggan yang udah check out, udah sayang banget sama barangnya, tapi tiba-tiba kabur gara-gara ongkir mahal? Rasanya kayak ditinggal pas lagi sayang-sayangnya! Nah, biar kejadian pahit ini nggak terulang, penting banget buat cari  jasa kirim paket termurah  tapi tetap bisa diandalkan baik kirim paket COD maupun kirim barang biasa. Kali ini, kita bakal adu kuat dua layanan pengi...

Housewife vs Scholarship

When your age had already slipped from 30th... and welcoming 40th... That's kind of pity because, you can't be seen as youth again but not seen mature enough also. Mature defined by society as more than 40 years old. So in between 30-40 years old,you will be consider as a young adult. So many activities or job requirement or scholarship, define maximum age by 30 or mininum age by 40. It will leaves us with age in between 30-40, limited opportunity. We are not considered youth again but also not  mature adult. Hmm, I'm still keep wondering why youth is defined by aged started 17-30 years old. It is also applied for college student (especially for submitting scholarship for master degree). And below 40 for applying scholarship PhD level. Why age is a criteria for someone to apply postgraduate, especially scholarship. Just because of the person will be old enough when graduated... So the time for the person to reinvest or distribute their knowledge to society is limited? ...

Menikmati Indahnya Jalan-jalan ke Mall Saat Hari Kerja

Seminggu terakhir ini, sepulang sekolah, anakku selalu mengajak pergi. Tidak mau pulang ke rumah. Alhasil, ya aku turuti saja. Sepertinya si kakak ini mewarisi sifat ibunya yang tidak bisa diam di rumah. Inginnya pergi berkeliling-keliling. Termasuk pergi ke mall. Sehingga makan siang pun di luar rumah. Hihihi pas sekali dengan aku yang malas memasak. Jadwal memasakku pun menjadi hanya memasak sarapan. Siang di luar (kadang makan siang bareng dengan bapaknya jika tidak ada rapat). Malam lanjut delivery order online memanfaatkan diskon (lagi). Mumpung lagi dapat diskon pesan Rp. 25.000 diskon Rp. 12.000. Dan anak-anak pun sampai rumah langsung tidur cepat biasanya karena beraktivitas seharian di luar rumah (mengaji sore kadang masih pakai seragam, hihihi). Namun sepertinya tidak baik jika setiap hari. Mulai minggu depan akan diatur supaya hanya di tengah minggu saja yang seperti ini. Lanjut main ke mall sepulang sekolah hingga lanjut mengaji di sore harinya. Karena anak kecil masih t...

Kesetiaan Vs Diskonan

Beberapa 2 hari terakhir ini, kendaraan tidak dapat digunakan karena full dipakai bapaknya untuk ke kantor dari pagi-pagi buta hingga malam hari. Hal ini memyebabkan aku harus sedikit berakrobat untuk tetap dapat mengantarkan anak-anak ke berbagai kegiatannya pada 2 hari ini. Kontur lokasi kompleks rumahnya yang berbukit-bukit mempunyai dampak tersendiri bagi keberanianku untuk mengendarai motor sendiri disini terlebih harus sekalian membonceng kedua anakku. Pilihan akhirnya jatuh kepada menggunakan jasa motor online. Yang lebih cepat dapat dan sampainya ke lokasi walau jadinya ada 4 manusia yang berada di atas motor. Aku, kakak, adik dan sopir motor onlinenya. Untungnya aku naik motor berempat ini hanya seputaran kompleks tidak ke jalan raya walau radiusnya mencapai 2km. Masih tentang diskonan. Sebagai emak-emak yang doyan diskon, berburulah cek notifikasi dan promo di kedua akun motor online yang aku punya. Ternyata di akun motor online yang dimiliki negara tetangga banyak menaw...

Menjadi Ibu Tak Otomatis Jadi Jago Masak

Fiuh, walau sudah beberapa tahun lamanya menikah... Pak Suami yang sebelumnya tidak pernah turun gunung ke dapur, akhirnya turun gunung ke dapur (baca:memasak). Lidah atau citarasa makanan suamiku ini relatif cukup tinggi. Jika kami berdua mencoba makan di tempat baru dengan beberapa menu andalannya, yang bagiku sudah cukup enak rasa makanannya. Bagi suamiku biasa saja. Jadi, jika suamiku sudah bilang suatu rasa masakan iti enak, pasti makanan itu uenaak banget bagi lidah orang biasa seperti aku. Aku memang bukan tipikal orang yang suka memilih-milih makanan. Sepanjang makanan tersebut bukan rasa tidak enak maka bagiku semua makanan itu enak-enak saja. Nah, hal ini berdampak kepada kemampuan memasakku yang hanya rasa "bukan tidak enak". Biasa saja rasanya. Bahkan terkadang agak kurang sedap karena aku suka tidak mengikuti resep dan menambah/mengurangi ini itu sedikit dan takaran yang juga kadang tidak pas sekali dengan resep. Hingga suamiku kadang berpesan, sudah masaknya...

15 jam nonstop membersamai anak-anak all by myself

Hari ini tumben sekali, anak-anak jam 19.00 sudah lelap tertidur tanpa rengekan dan lainnya. Kakak setelah mandi, makan malam lalu masuk kamar. Sesampainya di kamar yang memang barusan aku rapikan, si kakak pun bertanya, "Mama menyiapkan rumahku?", dengan suara manisnya. Aku pun menjawab, "Iya sayang." Kakak kembali menjawab, "Makasih mama, aku capek mau langsung tidur." Wow, kakak bobo jam 19.00 tanpa basa-basi, minta dikelonin, atau dipakaikan popok atau minta main dulu dan kebiasaan lainnya. Langsung blek rebahan di kasur yang dia sebut "rumahnya", langsung pulas tertidur. Adiknya masih ON menonton Tayo di TV. Tak lama setelah makan buah (makan malamnya buah, disiapin nasi gak mau dimakan, hiks). Dan merasa tidak ada teman bermain dan Tayo pun sudah tak menarik di matanya lagi saat itu. Akhirnya jam 19.30 menyusul kakaknya pulas tertidur di sampingnya. Ah indahnya malam ini. Jam segini aku jadi mempunyai waktu untuk menulis dan membayar hu...

Tergiur diskonan... Gak lagi-lagi...

Alkisah, kemarin ada emak-emak tergiur diskonan di salah satu minimarket. Pada awalnya hanya berniat untuk lihat-lihat saja barang yang diskon lalu dicocokkan dengan kebutuhan di rumah (alias stock barang tersebut jika barang tersebut sedang didiskon, toh nanti juga akan dipakai walau di rumah belum habis). Hmmm, popok, shampo, makanan kecil kesukaan kakak dan adik ada yang diskon, diboronglah, lumayan penghematan (di pikirannya si emak ini). Lalu sampailah di lorong perawatan tubuh, seperti body lotion, pelembab wajah dan lainnya. Ternyata banyak yang diskon juga. Sebenarnya aku tidak terbiasa memakai body lotion. Aku memakai body lotion hanya jika merasa kulit ini kering dan tidak begitu oeduli merk. Yang penting lembab, itu sudah cukup. Teryata ada promo buy one get one, kemasan kecil mudah untuk dibawa-bawa. Merknya pun lumayan, walau bukan yang high class ya...cenderung middle kebawah sepertinya... Tergiur diskonan dan memang harganya sudah  murah, sepintas kucium wanginya...

Kelaparan di Tengah Malam

Alkisah setelah Isya, aku makan malam dengan nasi rawon buatan sendiri yang lumayan makyus, dan sudah berpindah tempat memenuhi segenap penjuru ruang di lambung. Namun waktu baru bergerak menuju pukul 20.00, bunyi kriuk..kriuk..sudah nyaring meminta untuk diisi kembali. Malas untuk memasak, karena rawon untuk makan malam sudah habis dimakan tak bersisa. Pilihan pun jatuh kepada go*ood. Lihat history pemesanan makanan di restoran langganan eh sudah tutup. Akhirnya, pilih-pilih dari best seller dan near me, tak lupa kode voucher dimasukkan, lumayan jadi gratis ongkirnya, tuuung... handphlne berbunyi telah mendapat driver. Driver online biasanya telpon utk konfimasi. Yang ditunggu pun datang. Eh ternyata hanya mengabarkan bahwa toko tutup. Cari lagi... Belum menyerah... Menjelang pukul 20.30, ku telah mememesan go*ood lagi, tentunya setelah memilih dari berbagai pilihan resto yang awam dimataku. Karena resto favoritku rata-rata sudah tutup. Namun kali ini, aku masih kurang beruntun...

Merpertanyakan kembali, misi yang ingin dicapai...

Hari ini benar-benar hari yang sangat produktif. Waktu habis digunakan untuk kegiatan produktif. Aku membersamai anak full seharian sepulang sekolah dilanjutkan bermain di transmart, lalu lanjut mengaji si kakak di sore hari. Ketika si kakak sekolah, full waktu fokus menyelesaikan urusan domestik di rumah (baca: masak, cuci piring, nyapu,dkk). Sebelum kakak berangkat sekolah, pagi-pagi kedua buah hati sudah ditake over bapaknya diajak jalan-jalan di kompleks so mamanya dapat memulai hari dengan me time walau hanya 30 menit namun efeknya mantap sekali untuk 24 jam kedepannya. Hmmm sepertinya ritme seperti ini harus dikonsistensikan. Bangun pagi, awali hari dengan me time, niscaya sepanjang hari menjadi produktif. Bahkan waktu berselancar di dunia maya pun juga lebih produktif dibanding biasanya. Pikiran ini melanglang buana kesana kemari, setelah mencerna berbagai ilmu yang baru didapatkan dari googling hingga terdampar di tulisan-tulisan menggugah pemikiranku saat ini. Resah, gelis...

Menikmati Luasnya Samudera Hindia

Kamu sedang menatap jauh ke depan. Duduk di atas gundukan pasir yang terbentang luas memisahkan daratan dan lautan. Kamu yang lebih menyukai gunung namun bersedia selalu menemaniku menikmati indahnya lautan luas. Kamu yang selalu duduk manis di atas pasir sembari sesekali mengeluh panasnya pantai ini. Entah apa yang kamu lihat di depan sana. Apakah hanya aku yang kamu lihat? Atau hanya anak-anak yang sama senangnya seperti aku bermain air serta ombak. Tak lupa aku dan anak-anak membuat istana pasir, mengumpulkan kerang, melihat kepiting berlarian masuk ke dalam lubang-lubang kecil di hamparan pasir dan menerjang ombak bahkan mencoba berenang di pantai ini. Kamu tetap menikmati disana. Mengamati kami dari kejauhan. Walau kamu tidak menyukai pantai. Namun kamu menyukai tenangnya alam ini. Kamu menikmati semilir angin yang berhembus. Pandangan jauh menembus batas cakrawala, bagaikan garis imajiner yang memisahkan antara langit dan lautan. Suara deburan ombak menemanimu memandang ja...

Keluargaku di Perantauan

First time, camping near the river and just across the beach of Samudera Hindia. Tak terasa sudah memasuki tahun kedua aku tinggal di Semarang. Hal yang pertama aku lakukan ketika pindah kesini adalah mencari komunitas. Komunitas yang sesuai dengan aku, suami dan kedua anak-anakku. Maklum kami perantauan di kota ini, tidak ada sanak saudara tinggal disini. Akhirnya aku menemukan komunitas 3C JJS yang saat ini sudah seperti keluarga kedua kami. Kami dipersatukan disini dengan kesamaan mempunyai kendaraan yang sama. Aku baru tau ternyata persaudaraan di club mobil itu bisa sekuat dan senyaman ini. Para istri dengan julukan 01 pun mempunyai grup tersendiri terpisah dari para bapak-bapaknya. Pembicaraan kami pun tak selalu tentang mobil namun dapat melebar ke berbagai topik khususnya tentang jalan-jalan bersama (touring) yang merupakan agenda rutin dalam setiap tahunnya. Oh iya para istri pun juga arisan walaupun setiap arisan bulannya hanya via WA grup saja. Touring kali ini khusus be...